Teheran sudah menyatakan serangan itu sebagai "pembunuhan", dengan kelompok Hezbollah berseru mereka akan melakukan balas dendam.
Sementara AS mengklaim, mereka harus melenyapkan Soleimani karena dia merencanakan penyerangan terhadap diplomat dan militer mereka di Irak.
Melalui Pentagon, serangan tersebut merupakan upaya Negeri "Uncle Sam" untuk mencegah adanya kekerasan lanjutan di masa depan.
Adapun dalam kicauannya di Twitter, Presiden Donald Trump menyatakan bahwa Qasem Soleimani seharusnya "dibunuh" bertahun-tahun silam.
Presiden 73 tahun itu berkata, Soleimani bertanggung jawab atas kematian warga AS, dan "ketahuan" berada di Bandara Baghdad.
Perdana Menteri sementara Irak, Adel Abdul Mahdi mengatakan, serangan udara itu adalah pelanggaran atas kedaulatan mereka, dan bisa memantik perang.
Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menyerukan "pembalasan dendam" atas "penjahat yang sudah menumpahkan darah Soleimani".
"Kami akan balas dendam terhadap pelaku yang bertanggung jawab," kata Amir Hatami, menteri pertahanan sekaligus komandan elite Pasukan Quds.
Ribuan warga Irak turun ke jalan. Mereka membakar bendera AS serta meneriakkan yel-yel seperti "Matilah Amerika".
Sejumlah negara seperti China dan Perancis menyerukan supaya kedua belah pihak menghindari situasi yang bisa jadi lebih panas. (Ardi Priyatno Utomo)