Sosok.ID - Tujuh kantung mayat berjejer di sebuah ruang perawata RSUD Kabupaten Bekasi.
Ketujuh jenazah yang terbujur kaku tersebut adalah korban tabrakan beberapa waktu sebelumnya.
Dilansir dari Wartakotalive.com, terjadi kecelakaan antara KA Argo Parahyangan KA 69F dengan sebuah minibus pada hari Sabtu (21/12/19).
Kecelakaan tersebut akibat kecerobohan sopir minibus yang nekat terobos palang perlintasan Kereta Api.
Tempat kejadian tersebu berada di pelintasa Kereta Api Cibitung, di Jalan Raya Bosih Kelurahan Wanasari , Kecamatan Cibitung, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Para korban adalah Watinah (50), Santi (30), Bahrudin (51) pengemudi mobil, Yanto (50), Syafrudin (49), Yanda (32), dan Didit (12).
Warga yang ikut mengevakuasi korban kecelakaan sempat menangis melihat kondisi salah satu korban.
Dari tujuh jenazah, terdapat seorang korban yang dengan kondisi yang mengenaskan.
Bahkan tubuh salah satu korban sempat terpental hingga masuk sebuah got kering yang berjarak 5 meter.
Melansir dari Wartakotalive.com, menurut seorang warga setempat tubuh bocah berusia 12 tahun itu menjadi paling mengenaskan.
Anggota tubuhnya tak lagi utuh, bahkan organ dalam tubuhnya berada di luar.
"Jadi kondisi enam korban itu terpental semua, satu pengemudi masih berada didalam mobil," ujar Doyok (35), warga Wanasari, kepada Warta Kota saat di lokasi kejadian, Minggu (22/12/2019), dikutip dari Wartakotalive.com.
Warga pun yang mengetahui kejadian dan mulai mengerubuni minibus yang tertabrak hingga hancur itu sempat tak kuasa menahan tangis melihat kondisi bocah itu.
Banyak warga tak tega melihat kondisi para korban terutama Didit.
"Semuanya parah, tapi yang prihatin itu kondisi anak kecilnya," kata Doyok bercerita, dikutip dari Wartakotalive.com.
Bahkan Doyok mengaku dirinya sempat terdiam dan muntah, kemudian ia tak kuasa menahan tangis melihat kondisi bocah di bawah umur tersebut.
Tak sampai disitu, ada salah satu korban yang diperkirakan berusia paruh baya masih sempat bernafas sebelum nadinya berhenti.
"Korban pria bapak-bapak tua ini masih bisa bergerak dan ngerespon ketika kita tegur itu, tapi sebagian kepalanya pecah," ucapnya, dikutip dariWartakotalive.com.
Kemudian ketujuh korban itu dibawa dengan menggunakan dua unit mobil ambulans secara bergiliran ke RSUD Kabupaten Bekasi.
Sementara, kondisi mobil ringsek parah setelah ditabrak kereta tersebut.
Sebenarnya pengemudi telah diperingatkan oleh penjaga palang perlintasan Kereta Api dengan menggunakan alarm.
Tetapi pengemudi yang berusia 51 tahun tersebut nekat menerobos palang perlintasan yang sebenarnya telah turun dan menutup jalur.
Akhirnya mobil yang ditumpangi para korban pun tak dapat menghindari kereta yang tengah melaju kencang. (*)