Sosok.ID - Baru-baru ini Korea Utara mengaku telah selesai menggelar tes yang mereka sebut sebagai tes "sangat penting".
Diduga tes yang disaksikan langsung oleh pimpinan tertinggi mereka, Kim Jong Un tersebut sebagai buntut perundingan dengan Amerika Serikat (AS).
Media pemerintah KCNA melansir, tes itu dilakukan di situs satelit Sohae, dengan hasilnya digunakan sebagai bahan pertimbangan kebijakan strategis negara.
Diwartakan baik BBC atau AFP Minggu (8/12/2019), Korea Utara tidak menjabarkan tes "sangat penting" yang mereka gelar itu.
Para pakar meyakini, tes yang dihelat Pyongyang kemungkinan mesin peluncur satelit, atau malah rudal balistik antar-benua.
Situs satelit Sohae yang jadi lokasi tes sempat diumumkan ditutup oleh Pemimpin Korut Kim Jong Un saat bertemu Presiden Korea Selatan Moon Jae-in.
Pyongyang sudah memberikan tenggat waktu bagi AS hingga akhir tahun nanti untuk mencoba pendekatan negosiasi yang baru.
Jika tidak, mereka mengancam bakal menerapkan "langkah baru", di mana diprediksi bakal diumumkan dalam Pidato Tahun Baru Kim Jong Un.
Selain itu pada pekan lalu, Korea Utara mulai melancarkan serangan verbal kepada Presiden AS Donald Trump.
Mereka menyebut Trump sebagai "orang tua dengan gangguan kecerdasan (dotage of a dotard)" setelah sang presiden menyebut Kim "Pria Roket".
Komentar itu memunculkan kembali kekhawatiran bahwa Trump dengan Pemimpin Korut, Kim Jong Un, bakal kembali perang komentar seperti 2017.
Pakar menduga, ancaman Korut seperti meluncurkan satelit jika tidak mendapatkan konsesi dari Washington dari pada rudal balistik.
Pyongyang bereaksi melalui pada Kamis malam (5/12/2019) melalui Wakil Menteri Luar Negeri, Choe Son Hui yang dikutip media setempat.
Dilansir AFP Jumat (6/12/2019), Choe menyebut komentar dari Trump yang ditujukan kepada Kim sebagai pemimpin tertinggi "tidak sopan".
"Jika dimaksudkan untuk mengulangi kembali perang komentar yang terjadi dua tahun lalu, tantangan ini sangat berbahaya," ujar Choe.
Dia kemudian mengulangi kembali penghinaan yang disukai Kim. "Komentar orang itu harus diperiksa sebagai 'dotage of a dotard' yang kambuh," ejeknya.
Dia kemudian mengulangi kembali penghinaan yang disukai Kim.
"Komentar orang itu harus diperiksa sebagai 'dotage of a dotard' yang kambuh," ejeknya.
Baca Juga: Pamer Foto Liburan ke Luar Negeri, Perut Buncit Maia Estianty Jadi Sorotan Publik, Istri Irwan Mussry Tulis Keterangan 'Alhamdulillah', Pertanda Hamil?
Jika merujuk kepada Kamus Bahasa Inggris Oxford dikutip BBC, dotard adalah "seseorang yang kemampuan mentalnya terganggu, khususnya di hari tua".
Sementara dotage diterjemahkan sebagai orang yang "mengalami gangguan kecerdasan atau pemahaman di usia tua".
Perdana Menteri Jepang pun tak luput dari ejekan anak dari mantan pemimpin Korut, Kim Jong Nan.
Korea Utara mengejek Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe "dungu sempurna", dan memperingatkan dia bisa melihat rudal balistik sungguhan.
Ejekan itu keluar setelah Korut melangsungkan uji coba senjata terbaru, yang bertepatan dengan Hari Raya Thanksgiving di AS.
Dalam keterangan Kepala Staf Gabungan Korea Selatan, dua "proyektil" ditembakkan menuju ke Laut Jepang, atau Laut Timur.
Abe kemudian menyatakan, yang ditembakkan Pyongyang adalah rudal balistik, di mana negara itu melanggar resolusi PBB.
"Nampaknya Abe adalah satu-satunya idiot dan manusia terbodoh dalam sejarah yang tak bisa membedakan rudal dari sistem roket berpeluncur ganda," rilis KCNA.
"Abe bisa saja bakal melihat rudal balistik tepat di bawah hidungnya. Dia adalah dungu sempurna," lanjut KCNA dikutip AFP Sabtu (30/11/2019).
Mengutip pejabat kementerian luar negeri, Korut mengklaim mereka tak akan berurusan dengan Abe karena hanya akan membawa "aib".
Pernyataan itu adalah kritikan kedua yang dilayangkan negara komunis tersebut kepada Perdana Menteri Jepang 65 tahun itu.
Dua komentar pedas dari pihak negara komunis Korea Utara tersebut mempelihatkan bagaimana mereka sedang mempersiapkan diri.
Selain itu Korut dengan armadanya sudah mulai menguji coba beberapa jenis senjata yang katanya baru selesai dibuat. (*)