Follow Us

Beda Reaksi Karyawan BUMN Pada Keputusan Erick Thohir, Diboikot Ratusan Pegawai Pakai Spanduk Berisi Penolakan Hingga Kantor Banjir Karangan Bunga

Tata Lugas Nastiti - Sabtu, 07 Desember 2019 | 16:30
Beda Reaksi Karyawan BUMN Pada Keputusan Erick Thohir, Diboikot Ratusan Pegawai Pakai Spanduk Berisi Penolakan Hingga Kantor Banjir Karangan Bunga
Kolase gambar Kompas.com/Ambaranie Nadia; Dokumentasi Tribunnews dan Kompas.com/Jessi Carina

Beda Reaksi Karyawan BUMN Pada Keputusan Erick Thohir, Diboikot Ratusan Pegawai Pakai Spanduk Berisi Penolakan Hingga Kantor Banjir Karangan Bunga

Sosok.ID - Perbedaan bak langit dan bumi terlihat dari reaksi para karyawan BUMN terhadap keputusan dan kinerja menteri BUMN, Erick Thohir beberapa bulan belakangan ini.

Terlebih lagi ketika menteri BUMN, Erick Thohir memutuskan untuk mengangkat Ahok sebagai Komut PT Pertamina dan memecat Ari Askhara sebagai Dirut Garuda Indonesia.

Perbedaan reaksi para karyawan BUMN terhadap keputusan menteri BUMN yang baru, Erick Thohir ini terlihat jelas hingga ramai jadi perbincangan publik di media sosial.

Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan, mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok akan menjabat Komisaris Utama PT Pertamina.

Baca Juga: Kepala Bayi Terlanjur Keluar, Perwira Polisi Nekat Bantu Ibu Muda Lahiran di Tengah Hutan dengan Modal Kain Seadanya: Tak Ada yang Berani Nolong

"Insya Allah sudah putus dari beliau, Pak Basuki akan jadi Komut (Komisaris Utama) Pertamina," ujar Erick di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (22/11/2019).

"(Ahok) akan didampingi Pak Wamen (BUMN) Budi Sadikin jadi Wakil Komisaris Utama," lanjut dia.

Setelah rencana penunjukan Ahok bocor ke publik, sejumlah pihak menentang langkah Erick Thohir. Yang paling kentara, penolakan dari karyawan PT Pertamina (Persero) itu sendiri.

Belum lagi tiga bulan menjabat sebagai Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir benar-benar dibikin sibuk mengurusi usaha negara yang ternyata jumlahnya mencapai ratusan.

Baca Juga: Lihat Ibunya Habis Ditendangi di Pinggir Jalan Tanpa Ada yang Menolong, Bocah Ingusan Ini Histeris Balas Pukuli Ayahnya Hingga Pasang Badan untuk sang Ibu

Lantaran menyangkut hajat hidup orang banyak, kiprah Erick Thohir mengurusi BUMN itu kerap mendapatkan sorotan dari berbagai pihak. Lihat saja, saat Erick Thohir menunjuk mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok untuk menjadi Komisaris Utama PT Pertamina (Persero).

Presiden Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) Arie Gumilar membenarkan telah membentangkan spanduk yang berisi penolakan terhadap Basuki Tjahaja Purnama untuk mengisi jabatan di Pertamina.

Dikutip dari Tribunnews.com, dalam spanduk tersebut tertulis beberapa tuntutan, di antaranya Pertamina tetap wajib utuh, tolak siapa pun yang suka bikin rusuh, memilih figur tukang gaduh, dan bersiaplah Pertamina segera runtuh.

Peneliti Alpha Research Database Indonesia, Ferdy Hasiman menilai Menteri BUMN Erick Thohir tak perlu risau dengan adanya penolakan terhadap Basuki Tjahaja Purnama dari serikat pekerja Pertamina.

Menurut dia, Serikat Pekerja tidak memiliki yang alasan masuk akal menolak Ahok menjadi Direktur Utama atau Komisaris Utama Pertamina.

Baca Juga: Sejak Bayi Sudah Mengalami Penuaan Dini, Kini Gadis 15 Tahun Ini Nampak Seperti Nenek Renta, Hidupnya Begitu Menderita Sampai Terpaksa Putus Sekolah Gegara Fisiknya yang Berbeda

Penolakan itu lebih karena alasan politis dan takut jika Ahok akan bersih-bersih di Pertamina.

“Alasannya sangat politis menolak karena Ahok bahasanya kasar dan bikin heboh di Pertamina. Alasan seperti ini yang selalu dipakai para penolak Ahok, bahasanya yang cenderung kasar dan keras selalu diangkat agar mempengaruhi opini publik,” ujar Ferdy dalam keterangan tertulisnya, Selasa (19/11/2019).

Peneliti Alpha Research Database Indonesia, Ferdy Hasiman menilai Menteri BUMN Erick Thohir tak perlu risau dengan adanya penolakan terhadap Basuki Tjahaja Purnama dari serikat pekerja Pertamina.

Menurut dia, Serikat Pekerja tidak memiliki yang alasan masuk akal menolak Ahok menjadi Direktur Utama atau Komisaris Utama Pertamina. Penolakan itu lebih karena alasan politis dan takut jika Ahok akan bersih-bersih di Pertamina.

“Alasannya sangat politis menolak karena Ahok bahasanya kasar dan bikin heboh di Pertamina. Alasan seperti ini yang selalu dipakai para penolak Ahok, bahasanya yang cenderung kasar dan keras selalu diangkat agar mempengaruhi opini publik,” ujar Ferdy dalam keterangan tertulisnya, Selasa (19/11/2019).

Baca Juga: Marah! Menteri BUMN Akan Obrak-Abrik Direksi Garuda Indonesia Gegara Kasus Harley Davidson, Erick Thohir: Bongkar Total Manajemen BUMN....

“Ahok itu paham aturan, setiap kebijakan yang diambil di DKI-Jakarta selalu mengikuti aturan. Jika ditempatkan menjadi Direktur Utama Pertamina saya kira Ahok akan sangat paham di mana dia akan diam dan kapan dia akan berbicara lantang. Ketika terkait masalah korporasi dan strategi bisnis, saya kira Ahok akan menjaga cara bicara, jangan sampai strategi bisnisnya diketahui lawan bisnisnya,” kata Ferdy.

Muncul penolakan dari Serikat Pertamina terkait isu Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) ramai diperbincangkan akan menjadi petinggi Pertamina. Ternyata Ahok menanggapi santai soal penolakan itu.

"Hidup gue ditolak melulu, kok, ha-ha-ha...," kata Ahok sebelum mengisi Workshop Fraksi PDI Perjuangan DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota di Hotel Grand Arkenso, Semarang, Rabu (20/11/2019) seperti dilansir detik.com.

Ia menjelaskan wajar ada penolakan sehingga, saat ditanya tanggapan soal penolakan, Ahok menjawab santai.

"Hidup ini tidak ada yang setuju 100 persen, Tuhan saja ada yang nentang, kok," lanjutnya.

Namun Ahok dengan tegas mengatakan siap jika ternyata benar ditugasi sebagai petinggi Pertamina.

"Kalau ditunjuk dan diminta tugas, ya kita siap," tegasnya.

Baca Juga: Mimpi Punya Wajah Glowing Bak Selebriti, Wanita Ini Malah Menyesal Telah Menggunakan Skin Care, Wajahnya yang Cantik dan Mulus Kini Jadi Rusak Parah karena Terbakar

Untuk diketahui, kabar Ahok menjadi petinggi Pertamina mendapat penolakan dari Serikat Pekerja Pertamina yang tergabung dalam Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu dan PA 212.

Selesai urusan Ahok, tiba-tiba Erick Thohir disibukkan dengan urusan darurat di BUMN populer lainnya, Garuda Indonesia. Kali ini, langkahnya justru dapat dukungan kuat dari karyawan maskapai pelat merah itu.

Direktur Utama (Dirut) Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra atau Ari Askhara resmi diberhentikan oleh Menteri BUMN Erick Thohir.

Direktur Utama yang menjabat selama dua tahun tersebut diketahui telah melakukan menyelundupkan onderdil Harley Davidson keluaran tahun 1972 serta dua sepeda Brompton.

"Dengan itu, saya akan memberhentikan Saudara Direktur Utama Garuda dan tentu proses ini kami, karena Garuda adalah perusahaan publik, akan ada prosesur lainnya," ujar Menteri BUMN Erick Thohir ketika memberikan keterangan pers di Jakarta, Kamis (5/12/2019).

Baca Juga: Kisah Prajogo Pangestu, Dari Sopir Angkot Hingga Jadi Orang Terkaya Nomor 3 di Indonesia, Begini Perjuangannya!

Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan jika Direktur Utama (Dirut) Garuda Indonesia Ari Askhara telah melakukan instruksi untuk mencari motor Harley Davidson klasik tahun 1972 sejak tahun 2018.

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebutkan kasus penyelundupan onderdil Harley Davidson dan sepeda lipat Brompton ini merugikan negara hingga Rp1,5 miliar.

"Kerugian negara mulai dari Rp 532 juta hingga Rp 1,5 miliar," ujar Sri Mulyani di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (5/12/2019).

Ternyata keputusan Menteri BUMN Erick Thohir menghentikan Direktur Utama (Dirut) Garuda Indonesia Ari Askhara disambut gembira oleh karyawan Garuda Indonesia.

Hal ini diperlihatkan dalam sejumlah karangan bunga dari keluarga Garuda yang dikirim ke gedung Kementerian BUMN, Jumat (6/12) pagi ini.

Karangan bunga sebagai dukungan bagi Menteri BUMN Erick Thohir yang tindak tegas Dirut Garuda karena selundupkan komponen Harley-Davidson dan sepeda Brompton melalui pesawat Garuda.

Baca Juga: Terlalu Sering Dimanja, Seorang Pemuda Nekat Gores Mobil BMW Senilai Ratusan Juta Demi Dibayar Sang Ayah, Kisahnya Sampai Viral!

Setidaknya ada tujuh karangan bunga yang berasal dari sejumlah asosiasi karyawan di industri penerbangan.

Karangan bunga yang dikirimkan itu di antaranya dikirim oleh Ikatan Awak Kabin Garuda Indonesia, Yayasan Awak Kabin Indonesia, Keluarga Karyawan Garuda Indonesia dan Asosiasi Awak Kabin Indonesia.

Isi ucapannya pun beragam dan mendukung langkah Menteri BUMN Erick Thohir memecat Direktur Utama Garuda Indonesia.

"Terima kasih, pak Erick Thohir. Gaji Dirut Garuda harusnya cukup kok buat beli Harley," demikian tulisan di salah satu karangan bunga.

"Kami mendukung Menteri BUMN atas pemecatan terhadap Direktur Utama Garuda Indonesia," bunyi tulisan lainnya.

Baca Juga: Koar-koar Bisa Kantongi Rp 200 Juta Sekali Manggung, Saldo 2 ATM Milik Penyanyi Ini Ternyata Tak Sampai Rp 5 Juta Bila Digabungkan

"Terima kasih Menkeu & MenBUMN yang membebaskan kami dari kepemimpinan yang dzolim. Ganti Dirut yang menyejahterahkan karyawan bukan menyejahterahkan pejabat," tulisnya.

Ada juga tulisan di karangan bunga yang lucu dan dikrim Asosiasi Awak Kabin Indonesia.

"Terima kasih pak Erick Tohir. Gaji Dirut Garuda Harusnya Cukup Kok Beli Harley," tulisa dalam karangan bunga itu.

Sementara itu, Direktur Niaga Garuda Indonesia Pikri Ilham Kurniansyah tak ingin berkomentar banyak mengenai pencopotan Ari Askhara.

Dia justru menghindari awak media dan keluar melalui tangga darurat yang terhubung dengan Perpustakaan DPR RI seusai menghadiri Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VIII DPR RI.

"Ampun, ampun, ampun," ucapnya singkat yang dikutip dari Kompas.com.

Baca Juga: Obral Janji Bakal Nikahi dan Luluskan Muridnya, Seorang Guru Gauli Siswinya Setiap Hari Selama 2 Tahun, Kedoknya Terbongkar Berkat Catatan Harian Korban

Sama seperti Pikri, Vice President Corporate Secretary PT Garuda Indonesia Ikhsan Rosan juga terlihat menghindari awak media.

Namun, dia menuturkan, pihaknya akan mengikuti apa kata Menteri BUMN.

Artinya, bila keputusan pencopotan sudah dilayangkan, pihaknya akan mematuhi sepenuhnya.

"Ya kita ikut Pak Menteri saja. Pak Menteri kan sudah kasih statement (pernyataan) ya," ujar Ikhsan seusai menghadiri RDP Komisi VIII DPR RI yang sama.

Namun, Ikhsan tidak menjelaskan lebih lanjut soal klaim Garuda Indonesia sebelumnya yang menyatakan tidak ada penyelundupan di dalam pesawat Garuda Indonesia yang baru.(Bayu Dwi Mardana Kusuma/Fotokita.ID)

Artikel ini pernah tayang di Fotokita.ID dengan judul: Jutaan Orang Bahkan Tidak Menyadari, Reaksi Para Karyawan 2 BUMN Papan Atas Ini Bak Bumi dan Langit Sewaktu Erick Thohir Ambil Keputusan

(*)

Source : Fotokita.id

Editor : Sosok

Baca Lainnya

Latest