Follow Us

Pakar Militer Sangsi Ledakan di Monas Berasal dari Granat Asap, Hanya Bom Tipe Ini yang Bisa Lukai Manusia

Seto Ajinugroho - Rabu, 04 Desember 2019 | 13:45
Pakar Militer Sangsi Ledakan di Monas Berasal dari Granat Asap, Hanya Bom Tipe Ini yang Bisa Lukai Manusia
KOMPAS TV

Pakar Militer Sangsi Ledakan di Monas Berasal dari Granat Asap, Hanya Bom Tipe Ini yang Bisa Lukai Manusia

Dalam perjalanannya, strategi ini ditiru oleh Jerman dan Jepang, musuh Amerika dalam Perang Dunia II untuk mengelabui para pilot Amerika.

Hingga saat ini, granat asap di kalangan militer masih digunakan sebagai sarana penanda, bukan sebagai bahan peledak atau senjata.

“Sebetulnya fungsinya adalah sebagai alat penanda untuk zona sasaran atau pendaratan,” tutur peneliti bidang kimia Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Joddy Arya Laksmono M.T. kepada Kompas.com, Selasa.

Joddy menjabarkan, ada dua jenis granat asap yang jamak digunakan.

Pertama, granat asap warna-warni yang cenderung aman jika seseorang terpapar.

Jenis kedua adalah granat asap penyembunyi. Joddy mengatakan, bahan kimia utama yang ada dalam granat ini adalah hexachloroethane-zinc (HC), atau campuran dari asam terephthalic (TA).

“HC ini sebetulnya senyawa yang memiliki risiko. Kalau terserap kulit dalam konsentrasi yang tinggi, efek utamanya korban akan merasa depresi. Istilahnya memiliki reaksi eksotermis. Jadi jika terpapar, selama beberapa saat badan masih merasa panas meskipun sudah tidak ada lagi asapnya,” kata dia.

Senyawa HC yang membahayakan kulit dapat diantisipasi dengan membasuh kulit dengan air. Kejanggalan Satu-satunya granat asap yang dapat meledak adalah granat asap berbahan fosfor putih.

Baca Juga: Mendadak Sakti Usai Ditinggal Suami Main Serong Hingga Nyaris Dibunuh, Ningsih Tinampi Kini Sukses dengan Penghasilan Rp 60 Juta Per Hari!

Granat ini identik dengan sebutan “bom fosfor”. Joddy menyebut, fosfor ini mampu melukai seseorang, namun bukan dengan cara menghancurkan anggota tubuh seperti yang terjadi pada dua tentara korban ledakan Monas.

“Jika terkena tubuh, bisa menyebabkan luka bakar yang cukup parah. Bahkan bisa menyebabkan kematian,” ujar dia.

Bom fosfor masuk dalam kategori senjata kimia yang berbahaya, bahkan dilarang penggunaannya dalam perang lantaran bisa mematikan warga sipil.

Source : Kompas.com

Editor : Seto Ajinugroho

Baca Lainnya

Latest