Melansir dari Tribunnews, Sofyan Tsuri yakin betul bahwa aksi pengemudi ojol itu merupakan bentuk balas dendam atas kematian pimpinan ISIS.
"Ini (bom bunuh diri) adalah bentuk balas dendam atas kematian pemimpin mereka Abu Bakr al-Baghdadi.
Kematian Baghdadi memang memberikan efek aksi-aksi para pengikutnya yang tidak akan berhenti termasuk di Indonesia," ungkap Sofyan saat dikonfirmasi Tribunnews, Rabu (13/11/2019).
Menurutnya, kematian pimpinan ISIS tidak akan mempengaruhi perlawanan yang dilakukan oleh para pengikutnya.
Sebab perlawanan yang dilakukan oleh ISIS sudah dibentuk menjadi sebuah sistem yang meniru perlawanan pada zaman dahulu.
"Kematian seorang pemimpinnya tidak mengentikan perjuangan mereka. Kalau di Indonesia kan modelnya sistem patron, apa kata pemimpin.
Kalau mereka ini tidak, membangun sistem yang tidak menghilangkan perjuangan menurut mereka meski pemimpinnya sudah tidak ada," kata Sofyan.
Menurutnya, perlawanan yang dilakukan oleh para teroris, seperti pelaku bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan tersebut adalah bentuk perlawanan ideologi.
Ia kemudian menyarankan agar program-program deredikalisasi memfokuskan diri pada perlawanan ideologi tersebut.
Alih-alih menghukum mereka dengan menahannya di sel.