Sosok.ID - Berawal dari penggerebekan sepasang pria dan wanita di sebuah hotel berinisial P di Batu, Malang.
Satreskrim Polres Batu kembali ungkap jaringan prostitusi setelah kasus prostitusi finalis Putri Pariwisata tak lama ini.
Saat mengadakan penggerebekan di hotel tersebut, ternyata terdapat pasangan yang bukan kekasih apalagi suami istri.
Hal tersebut diketahui setelah pasangan itu diminta untuk menunjukkan surat nikah keduannya.
Bukan surat nikah yang didapat tapi justru sebuah kondom dan uang tunai sejumlah Rp 3,4 juta hingga sebuah bukti transaksi.
Disitulah kecurigaan pihak kepolisian mulai muncul hingga kemudian Satreskrim Polres Batu Malang mendalami kasus tersebut.
"Kami lakukan penggerebekan di Hotel P di Batu. Di situ ada dua pasangan berbuat cabul. Kami sudah mendalami hal ini dan mencium adanya praktik prostitusi di Batu."ungkap Kasat Reskrim Polres Batu AKP Hendro Tri Wahyono, dikutip dari Surya Malang.
Setelah melakukan penyelidikan tersebut dan mencari informasi dari masyarakat, akhirnya sebuah kasus prostitusi ayam kampus terbongkar.
"Kami amankan, lalu mengembang ke penyedia jasanya inisial R, warga Batu,” terang Hendro, Kamis (7/11/2019),dikutip dariSurya Malang.
Tak disangka, yang menjadi seorang mami, atau mucikarinya adalah seorang gadis yang baru beranjak dewasa.
R baru berusia 18 tahun, tapi dirinya telah mahir menjajakan wanita-wanita yang berstatus sebagai seorang mahasiswi pada hidung belang.
Bahkan terungkap dalam menjalankan aksinya untuk menjajakan mahasiswi-mahasiswi tersebut, R menggunakan cara yang berbeda dengan biasanya.
R menggunakan transaksi melalui pesan pribadi di jejaring pesan singkat yang jarang dilakukan mucikari lainnya.
Demi tak ketahuan oleh aparat bahkan ia menghindari untuk membuat grup chat di jejaring pesan singkat tersebut.
"Tidak mebikin grup khusus. Jadi ada seseorang menghubungi R, untuk meminta teman berhubungan. Lalu R menyediakan orang," paparnya,dikutip dariSurya Malang.
Apabila ada yang sudah transfer atau mengirim uang, ia barulah menyediakan apa yang diminta oleh hidung belang tersebut.
Yang ia jajakan pada pria hidung belang bukanlah orang asing baginya.
Bahkan ada beberapa mahasiswi yang ternyata memiliki kedekatan dengan si mucikari muda tersebut.
R tak segan-segan menjajakan teman sepermainannya tersebut menjadi PSK.
Yang lebih mencengangkan, mahasiswi yang ia jadikan mesin pendulang uang tersebut sebagian besar adalah kawan semasa duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA).
R juga menawarkan dua mahasiswi yang tengah mengampu pendidikan di universitas yang berlokasi di Kota Malang dan Surabaya.
Selain itu, umur perempuan yang ditawarkannya juga bervariasi, mulai dari 18 tahun, 19 tahun, hingga ada yang telah paruh baya, yakni 36 tahun.
Setidaknya sudah empat kali transaksi prostitus ini dilakukan R di Kota Batu.
"Sudah melakukan empat kali, semua dilakukan di Kota Batu, empat orang yang ditawarkan. Ada satu orang mahasiswi di Malang, satu lagi kuliah di Surabaya," ungkap R, dikutip dari Surya Malang.
Dari praktik prostitusi itu, R mematok harga Rp 1,7 juta untuk setiap perempuan yang ia tawarkan.
Hasilnya, R mendapat Rp 700 ribu, dan perempuan yang ditawarkan mendapatkan Rp 1 juta. (*)