Kain ini diikatkan pada bagian loincloth atau dalaman dibalik Peplos atau Chiton yang mereka kenakan.
Para bangsa Hypatia bahkan melempar kain bekas pembalut mereka untuk mengusir para pria-pria yang menguntit mereka di masa lalu.
Berbeda dengan bangsa Yunani Kuno, para wanita di daratan Cina menggunakan kain katun yang diisi pasir lembut sebagai pembalut mestruasi mereka.
Pembalut wanita berbentuk pad adalah bentuk yang paling tradisional dibandingkan bentuk pembalut wanita yang bisa ditemui saat ini.
Melansir laman The Femme International dan Kompas.com, pembalut wanita sekali pakai pertama kali ditemukan pada tahun 1918.
Pembalut tersebut terbuat dari lumut Sphagnum dan bubur kayu yang dibalut oleh kain linen.
Penggunaan bahan seperti lumut sphagnum dan bubur kayu pada masa itu dianggap mampu menyerap cairan dengan sangat baik dan memiliki sifat antimikroba.
Selain itu penggunaan bahan ini bertujuan untuk mengurangi penggunaan bahan kapas yang pada masa itu memiliki jumlah yang terbatas.
Namun, penemuan pembalut dengan lumut dan bubur kapas ini rupanya pertama kali diciptakan bukan untuk kaum wanita, melainkan untuk para pria.