Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

3 Hari Tak Juga Dimakamkan, Mayat Remaja Malang Ini Malah Ditaruh di Depan Kantor Walikota, Ini Alasannya!

Tata Lugas Nastiti - Sabtu, 09 November 2019 | 08:30
3 Hari Tak Juga Dimakamkan dan Mayat Remaja Malang Ini Malah Ditaruh di Depan Kantor Walikota, Ini Alasannya!
Tangkap layar YouTube/Kompas TV

3 Hari Tak Juga Dimakamkan dan Mayat Remaja Malang Ini Malah Ditaruh di Depan Kantor Walikota, Ini Alasannya!

Sosok.ID - Kasus pengeroyokan yang dilakukan sejumlah oknum tak bertanggung jawab kembali terjadi di Tanah Air.

Kali ini kasus pengeroyokan terjadi di Sorong, Papua hingga memakan korban tewas berjumlah satu orang.

Namun lantaran pengungkapan kasus yang cukup alot dan pelaku yang belum juga tertangkap pihak kepolisian, warga dan keluarga korban pengeroyokan pun melakukan aksi protes.

Dilansir Sosok.ID dari Kompas TV dan Kompas.com, Sabtu (9/11/2019), aksi protes yang dilakukan warga dan keluarga korban ini terjadi pada Jumat (8/11/2019).

Baca Juga: Anaknya Pernah Disebut Lebih Mirip Adi Firansyah Ketimbang sang Suami, Mayangsari Ngomel Habis-habisan: Kalau Kumat Jangan Ngaco!

Aksi protes ini dilakukan keluarga korban dan sejumlah warga sebagai bentuk tuntutan tanggung jawab kepada pihak berwajib dan pemerintah setempat.

Keluarga korban dan sejumlah warga pun berkumpul di depan kantor Walikota Sorong, Papua.

Aksi protes ini dilakukan lantaran keluarga dan warga terlalu kesal dan sakit hati dengan sikap pemerintah yang lamban dalam menanggapi kasus.

Tak juga mendapatkan kejelasan, akhirnya warga memilih jalan mereka sendiri dalam mencari keadilan.

Baca Juga: Niat Ceraikan Galih Ginanjar Gegara Bosan, Barbie Kumalasari Disebut Anak Indigo Bakal Jatuh ke Pelukan Kriss Hatta

Unjuk rasa dalam bentuk protes yang dilakukan warga ini sempat membuat heboh karyawan di kantor Walikota Sorong, Papua.

Namun bukannya menggunakan spanduk atau poster berisikan kalimat-kalimat protes, warga justru ramai-ramai menggotong sebuah peti mati.

Peti mati yang terbuat dari kayu berpelitur itu ramai-ramai digotong puluhan warga, masuk ke dalam kantor Walikota Sorong, Papua.

Baca Juga: Viral! Rumah Mewah Berlapis Emas di Palu, Tak Hancur Akibat Gempa dan Tsunami, Pemilik: Semua Ini Kan Allah Punya, Kalau Dia Mau Ambil ya Diambil

Sambil teriak-teriak, warga menaruh peti mati kayu itu di lobi kantor Walikota Sorong menuntut pertanggung jawaban.

Usut punya usut, rupanya peti mati kayu tersebut berisikan jenazah korban pengeroyokan yang dilakukan sejumlah oknum tak bertanggung jawab di Sorong, Papua.

Melansir Kompas.com, adalah Flora Batleyi, remaja malang yang tewas mengenaskan usai jadi korban pengeroyokan pada Selasa (5/11/2019).

Selama 3 hari, jenazah Flora Batleyi belum juga dimakamkan keluarga dan warga lantaran tak ada kejelasan terhadap pengusutan kasus pengeroyokan yang menewaskannya.

Baca Juga: Nekat Cabuli Istri Tetangga yang Sedang Jemur Pakaian Gegara Tak Kuat Nafsu, Pria Ini Pasrah Diseret Suami Korban ke Polisi

Bahkan pelaku pengeroyokannya belum semuanya tertangkap.

Pihak keluarga yang kesal dengan lambannya tanggapan pihak berwajib terhadap kasus yang menewaskan korban ini akhirnya melayangkan protes.

Dibantu dengan puluhan warga, pihak keluarga memboyong peti mati berisi jenazah Flora Batleyi ke kantor Walikota Sorong, Papua.

Peti mati itu ramai-ramai digotong warga ke dalam kantor walikota dan ditaruh di tengah lobi.

Baca Juga: Hidup Dimanja Gelimang Harta Hingga Tak Bisa Kupas Salak, Nia Ramadhani Nyatanya Pernah Hidup Miskin Sampai Ngoplos Sampo

Tutup peti mati pun dibuka seraya teriakan para warga yang memprotes memenuhi lobi kantor Walikota.

Aksi protes warga dan pihak keluarga korban ini pun sempat membuat heboh dan terekam kamera amatir.

Keluarga dibantu warga sekitar bergotong royong menaruh peti berisi jenazah korban di loki kantor walikota.
Tangkap layar YouTube/Kompas TV

Keluarga dibantu warga sekitar bergotong royong menaruh peti berisi jenazah korban di loki kantor walikota.

"Tadi pada saat mau dimakamkan, datang satu utusan dari mereka (pihak aparat) menjelaskan kasus ini seolah-olah ngambang, tidak jelas.

Otomatis ini membuat masyarakat protes dan datang ke sini," ungkap Kepala Suku Duanlolat Suku Tanimbar, Fredek Limalafun seperti yang dikutip Sosok.ID dari Kompas TV.

Baca Juga: Hidup Dimanja Gelimang Harta Hingga Tak Bisa Kupas Salak, Nia Ramadhani Nyatanya Pernah Hidup Miskin Sampai Ngoplos Sampo

Sementara itu, Wakapolres Sorong Kompol Hengky Abadi membenarkan adanya peristiwa pengeroyokan yang mengakibatkan seorang warga tewas.

Namun berbeda dengan yang dituduhkan warga, Kompol Hengky Abadi mengatakan bahwa satu pelaku pengeroyokan telah ditangkap.

Sementara para pelaku pengeroyokan lainnya masih dalam tahap pengejaran pihak kepolisian.

"Pengeroyokan itu dilakukan oleh lebih dari satu orang terhadap korban hingga meninggal dunia.

Baca Juga: Lama Tak Nongol ke Publik, Eyang Subur Ternyata Sibuk Jadi YouTuber, Buat Konten Video Musik Hingga Dance Cover K-Pop

Berdasarkan penyelidikan dan penyidikan kita tetapkan seorang pelaku. Ini masih dalam tahap pengembangan," kata Kompol Hengky Abadi seperti yang dikutip Sosok.ID dari Kompas.com, Sabtu (9/11/2019).

Aksi massa akhirnya bisa dibubarkan usai dilakukan mediasi oleh Asiten II Walikota Sorong kepada pihak keluarga.

Dalam mediasi, disampaikan bahwa pihak keluarga akan diberikan santunan kematian dan pemerintah akan menanggung seluruh biaya pemakaman korban.

Usai mendapatkan kejelasan, jenazah korban akhirnya kembali dibawa pulang untuk dimakamkan oleh pihak keluarga.

(*)

Source :Kompas.com Kompas TV

Editor : Sosok

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x