Namun bukannya menggunakan spanduk atau poster berisikan kalimat-kalimat protes, warga justru ramai-ramai menggotong sebuah peti mati.
Peti mati yang terbuat dari kayu berpelitur itu ramai-ramai digotong puluhan warga, masuk ke dalam kantor Walikota Sorong, Papua.
Sambil teriak-teriak, warga menaruh peti mati kayu itu di lobi kantor Walikota Sorong menuntut pertanggung jawaban.
Usut punya usut, rupanya peti mati kayu tersebut berisikan jenazah korban pengeroyokan yang dilakukan sejumlah oknum tak bertanggung jawab di Sorong, Papua.
Melansir Kompas.com, adalah Flora Batleyi, remaja malang yang tewas mengenaskan usai jadi korban pengeroyokan pada Selasa (5/11/2019).
Selama 3 hari, jenazah Flora Batleyi belum juga dimakamkan keluarga dan warga lantaran tak ada kejelasan terhadap pengusutan kasus pengeroyokan yang menewaskannya.
Bahkan pelaku pengeroyokannya belum semuanya tertangkap.
Pihak keluarga yang kesal dengan lambannya tanggapan pihak berwajib terhadap kasus yang menewaskan korban ini akhirnya melayangkan protes.
Dibantu dengan puluhan warga, pihak keluarga memboyong peti mati berisi jenazah Flora Batleyi ke kantor Walikota Sorong, Papua.
Peti mati itu ramai-ramai digotong warga ke dalam kantor walikota dan ditaruh di tengah lobi.