Follow Us

Rela Ngajar di SD yang Nyaris Roboh dengan Jarak 30 Km Selama 7 Tahun, Guru Honorer Ini Cuma Digaji Rp 75 Ribu per 6 Bulan

Tata Lugas Nastiti - Jumat, 08 November 2019 | 16:13
 Rela Ngajar di SD yang Nyaris Roboh dengan Jarak 30 Km Selama 7 Tahun, Guru Honorer Ini Cuma Digaji Rp 75 Ribu per 6 Bulan
Kompas.com/Nansianus Taris

Rela Ngajar di SD yang Nyaris Roboh dengan Jarak 30 Km Selama 7 Tahun, Guru Honorer Ini Cuma Digaji Rp 75 Ribu per 6 Bulan

Sosok.ID - Sosok guru honorer di Flores, NTT ini sepertinya layak mendapatkan penghargaan yang setinggi-tingginya dari pemerintah terkait perjuangannya di dunia pendidikan.

Pasalnya, guru honorer di Flores, NTT ini rela mengajar anak-anak didiknya di tengah segala jenis keterbatasan.

Tak tanggung-tanggung, meski jerih payahnya nyaris tak sebanding dengan upah yang ia terima, guru honorer ini tetap mengajar sebuah SD di daerah terpencil dengan beragam keterbatasa.

Memang, tidak semua sosok pahlawan adalah orang menggunakan topeng dan jubah di balik punggungnya.

Baca Juga: Siswa SMP Dibully di Dalam Kelas Hingga Jadi Tontonan, Orang Tua Korban Tak Terima Guru Malah Cuek Main Hape

Nyatanya, sosok pahlawan yang sesungguhanya di kehidupan nyata adalah orang-orang yang mungkin tak pernah terpikirkan.

Namanya saja, mungkin tak ada yang mengenal, tapi begitulah kenyataan yang sebenarnya terjadi.

Mereka bukanlah sekelompok orang-orang yang berbuat baik demi popularitas atau semata kewajiban sebagai publik figur.

Melainkan sosok orang-orang yang memang memiliki tingkat kepedulian yang tinggi terhadap sesama.

Baca Juga: Miris! Tak Hanya Jadi Selingkuhan Pegawai Pemerintahan, Guru Honorer Ini Paksa Anak Didiknya untuk Diajak Berhubungan Badan Threesome Bareng Kekasihnya

Tak jarang, untuk menolong sesama, mereka sampai mengorbankan apapun yang mereka miliki demi tercapainya kebahagiaan bersama.

Martir-martir sosial seperti inilah yang seharusnya disebut sebagai pahlawan bangsa.

Salah satu sosok pahlawan sosial ini adalah seorang guru honorer asal Kabupaten Sikka, Flores NTT.

Dilansir Sosok.ID dari Kompas.com dan Tribun Manado, adalah seorang guru honorer bernama Maria Marseli (27) yang kini tengah jadi pembicaraan publik.

Baca Juga: Baru Beranjak 27 Tahun, Wanita Cantik Ini Diangkat Jadi Rektor, dari Satu Almamater dengan Nadiem Hingga Idolakan Sri Mulyani, Canangkan Lulus Tanpa Skripsi!

Maria Marseli adalah seorang guru honorer asal Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka, Flores, NTT.

Sudah terhitung 7 tahun berjalan Maria Marseli mengnadikan diri sebagai guru di SDN Kepiketik, Desa Persiapan Mahe Kalen, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka, Flores, NTT.

Melansir Kompas.com, Maria Marseli mengajar di SDN Kepiketik sejak tahun 2013.

Saat itu SDN Kepiketik masih berstatus sebagai kelas jauh dari SDN Pigang Bekor.

Baca Juga: Dijepit Ekonomi Selama 7 Tahun Hingga Jatuh Terserang Stroke, Komedian Ini Banting Setir Jualan Gorengan Keliling Demi Sesuap Nasi

Hingga akhirnya pada tahun 2014, status sekolah tersebut menjadi definitif SDN Kepiketik.

SDN Kepiketik sendiri adalah salah satu sekolah yang berada di daerah terpencil Flores, NTT.

Jaraknya dengan pusat kota Maumere, ibukota Kabupaten Sikka sekitar 30 kilometer lebih.

Untuk mencapai sekolah tersebut pun, medan yang dilalui tidaklah mudah.

Baca Juga: Pasrah Belepotan Noda Lipstik Istri, Roger Danuarta Ngalah Saat Habis Diciumi Cut Meyriska di Depan Teman-temannya

Jalanan yang belum sepenuhnya beraspal membuat jalan menuju sekolah ini hanya bisa dilalui dengan berjalan kaki atau kendaraan roda dua.

Kondisi bangunan sekolah pun rupanya jauh dari kata layak.

Bayangkan saja untuk disebut sebagai bangunan sekolah, SDN Kepiketik sungguh membuat miris siapapun yang melihatnnya.

Bangunan sekolah tersebut dibangun dari bahan kayu dan bambu seadanya tanpa jendela maupun pintu.

Baca Juga: Kariernya Moncer Jadi Pedangdut, Wanita Cantik Ini Akhirnya Dipilih Warga Jadi Kades, Masih Terima Job Sehari Sebelum Pelantikan

Bahkan bangunan sekolah tempat Maria mengajar sehari-hari itu kondisinya sudah doyong (miring) dan nyaris rubuh.

Satu kelasnya pun hanya terdiri dari 4 meja dengan 8 buah kursi kayu.

Bila hujan datang, setengah bagian kelas yang tidak tertutup atap asbes akan basah oleh derasnya air hujan.

Seolah belum cukup penderitaan yang harus dilalui Maria sebagai guru, rupanya upah yang diterima guru honorer ini pun tidak sebanding dengan beban kerja dan keringat yang ia kucurkan.

Baca Juga: Kabur dari Rumah, Gadis 15 Tahun Lari ke Tempat Karaoke Plus-plus, Rela Jadi Wanita Penghibur Hanya Demi Honor Rp 25 Ribu

Dilansir Sosok.ID dari Kompas.com, meski sudah 7 tahun mengabdi, Maria Marseli hanya digaji sebesar Rp 75 ribu per bulan.

Itu pun uang yang diberikan tidak datang setiap bulan, bisa jadi gaji diterima Maria datang 1 kali dalam 3 hingga 6 bulan.

"Saya sudah 7 tahun mengajar di sini. Honor saya di sini Rp 75.000 per bulan," ucap Maria seperti yang dikutip Sosok.ID dari Kompas.com.

Bahkan di awal-awal ia kerja, Maria hanya mendapatkan honor sebesar Rp 50 ribu per bulan.

Baca Juga: Bak Ketiban Durian Runtuh, Niatnya Hanya Cari Cincin Kawin yang Hilang di Ladang, Pria Ini Malah Temukan Harta Karun Senilai Rp 2 Miliar

Tentu saja uang ini tidak mencukupi kebutuhan keluarganya.

Untuk mencukupi kebutuhan keluarga, Maria harus rela ditinggal suami, Mikael Wilson untuk mencari nafkah tambahan dari membajak sawah atau menjual ikan di kampung sebelah.

Kendati seolah didera dengan penderitaan yang tiada ujung, hal tersebut rupanya tak memutus semangat Maria untuk berhenti mengabdikan diri.

Bagi Maria, pendidikan dan masa depan anak didiknya adalah hal yang penting.

Baca Juga: 40 Tahun Jadi Istri Kedua Sejak Kelas 4 SD, Sami Rela Gantikan Suami Cari Nafkah dan Hidup di Gubuk Berdinding Sarung Bekas

Tak ada yang bisa mengalahkan semangatnya untuk terus mengabdi dan membagikan ilmunya sebagai seorang guru.

"Saya mengabdi dengan tulus di sini. Satu hal yang paling penting adalah masa depan anak-anak.

Kalau tidak ada yang mengajar di sini, masa depan anak-anak pasti suram. Anak-anak adalah generasi penerus bangsa ini.

Saya berharap kepada Pemda Sikka agar bisa memperhatikan nasib guru honorer," kata Maria.

(*)

Source : Kompas.com, Tribun Manado

Editor : Tata Lugas Nastiti

Baca Lainnya

Latest