Follow Us

Andai Orang-orang Mendengar Pesan Terakhir Ibu Tien Sebelum Wafat, Mungkin Sejarah Kelam Mei 1998 Tak Akan Terjadi

Dwi Nur Mashitoh - Rabu, 09 Oktober 2019 | 16:40
Presiden Soeharto dan istri, Ibu Tien Soeharto, semasa hidup
WIKIMEDIA.ORG via Tribun

Presiden Soeharto dan istri, Ibu Tien Soeharto, semasa hidup

"Biarlah itu diserahkan dan ditentukan oleh Pemilu saja. Aku sudah tidak mau lagi. Aku mau pergi, aku lungo (pergi). Pokoke aku lungo," kata Bu Tien.

Tak mau mengecewakan Bu Tien, Mien Sugandhi segera menyampaikan pesan itu pada petinggi Partai Golkar yang dimaksud.

Sayangnya, pesan dari Bu Tien itu tak digubris oleh petinggi Partai Golkar tersebut dan ia tetap mempertahankan pendiriannya untuk menjadikan Soeharto sebagai presiden lagi.

Baca Juga: Keberadaan Soeharto Saat Pecah Peristiwa G30S/PKI Terungkap, Ternyata Berhubungan Dengan Keadaan Tommy

Hingga pada 28 Maret 1998, Soeharto resmi dilantik menjadi presiden untuk yang kesekian kali.

Namun, belum genap tiga bulan menjabat sebagai presiden (lagi), Reformasi Mei 1998 meledak.

Ekonomi Indonesia turun drastis, Soeharto tumbang, stabilitas nasional jomplang, negara carut marut.

Dalam hati, Mien Sugandhi hanya bisa berkata, "Seandainya orang-orang yang dulu diberi pesan oleh Bu Tien mendengarnya."

Baca Juga: Bukan Hanya Mau Diracun Tikus, Soeharto Juga Dikirimi Barang yang Jadi Isyarat Bakal Meletusnya G30S/PKI

Hingga kini, misteri kematian Bu Tien masih simpang siur.

Telah diberitakan oleh Sosok.id sebelumnya, telah beredar isu bahwa Bu Tien meninggal dunia karena tertembak.

Tembakan itu disebabkan oleh kedua putranya, Tommy dan Bambang yang tengah berebut proyek mobil nasional.

Source : Surya, Tribun Bangka, Sosok.ID

Editor : Seto Ajinugroho

Baca Lainnya

Latest