Tiba-tiba ditengah orasi, Agung selaku koordinator aksi melihat sejumlah siswa SMK berdatangan dan mulai bergabung dengan kelompok aksi mahasiswa.
Melihat semakin banyaknya siswa SMK yang datang, Agung langsung mempertanyakan perihal kehadiran para siswa ke lokasi itu.
"Adik-adik kami para siswa, kakak-kakak mahasiswa yang mau berunjuk rasa ini sudah memasukan surat ke polisi, jadi polisi tahu mahasiswa akan turun, apakah adik-adik siswa punya penanggung jawab?," kata Agung, dengan menggunakan alat pengeras suara, dikutip dari Kompas.com.
Agung langsung mempertanyakan perihal surat ijin menyampaikan aspirasi di muka publik dari siswa SMK yang datang.
Tak hanya itu saja, koordinator aksi tersebut juga bertanya siapakah penanggung jawab atas keikutsertaan anak dari pegawai.
Agung juga menanyakan mengenai ijin dari pihak sekolah apakah sudah dikantongi oleh siswa SMK yang datang ke Lapangan Panjant Tebing tersebut.
"Kami melakukan aksi unjuk rasa secara legal, berbeda dengan adik-adik pelajar, apakah ada izin dari sekolah? Apakah ada penanggung jawab?," tanya Agung, kepada para siswa, dilansir dari Kompas.com.
Pihak mahasiswa yang melakukan demo tersebut tidak setuju dengan bergabungnya siswa untuk mengikuti aksi.
Mereka beralasan bahwa pihak mahasiswa tidak mengetahui apakah siswa-siswa tersebut melanggar peraturan sekolah dan membuat kemlompok sendiri.
"Kami menghargai aspirasi adik-adik, tetapi jika sesuatu terjadi di antara kalian, misalnya saja dengan polisi, maka sudah pasti akan melibatkan para orangtua," ungkap dia, dikutip Sosok.ID dari Kompas.com.