Persetujuan juga akan mudah didapat jika janin mengalami cacat yang parah.
Ahli bedah dari Rumah Sakit Rakyat Universitas Peking kemudian melakukan aborsi pada Hu dengan menggunakan bantuan obat.
Obat tersebut bernama ethacridine lactate.
Obat itu sering digunakan dalam aborsi jangka panjang dan diperkirakan memiliki tingkat keberhasilan 80 persen.
Ahli bedah menyuntikkan obat itu kepada Hu dan memastikan bahwa jantung janin yang dikandungnya sudah tidak berdetak.
Mereka kemudian memberi tahu Hu bahwa prosedur medis tersebut telah berhasil.
Hu dan keluarganya lantas meminta izin untuk melihat janinnya sekitar 20 menit usai operasi.
Mereka berniat untuk mengucapkan pada jasad janin tersebut.
Namun, mereka justru dikejutkan ketika jasad janin yang sudah tak bernyawa itu mulai mengangis.
Surat kabar pengadilan mengatakan abha Hu dan keluarganya lalu membawa pulang bayi tersebut.