Hendak diracun tikus
Mengutip buku Siti Hartinah Soeharto Ibu Utama Indonesia, Ibu Tien menjadi tak tenang hatinya mengetahui sang suami rawan dibunuh karena tugasnya sebagai pimpinan tertinggi sementara AD.
Dirinya semakin was-was saat Soeharto tak mengabarinya ketika dirinya berada di rumah sakit menunggu Tommy.
"Maka saya nekad saja untuk pulang karena saya gelisah dan tidak betah lebih lama di rumah sakit. Saya pikir, nanti kalau terjadi hal-hal yang lebih gawat anak-anak di rumah, saya di RS, nanti saya tidak bisa berbuat apa-apa." tulis Bu Tien dalam buku otobiografinya.
Karena was-was, Ibu Tien kemudian membawa Tommy pulang ke rumah diantar adi Soeharto, Probosutedjo dan ajudan yang bernama Wahyudi.
Baca Juga: Masa Lalu Betrand Peto Diobok-obok Media, Ruben Onsu Geram: Terpikir Enggak Dampak Perbuatan Kalian?
Saat itu Probosutedjo mminta izin kepada ibu Tien untuk membawa senjata api.
"Saya minta permisi pada ibu apakah boleh senjata-senjata yang ada di rumah, kita bagi pada Ibnu Hardjanto dan Ibnu Hardjojo. Ibu setuju. Saya sendiri pegang dua jenis senjata," kenang Probosutedjo.
Tiba di rumah, ibu Tien tak mendapati suaminya yang ternyata masih berada di markas Kostrad.
Soeharto juga diketahui memberikan amanat kepada pengawalnya agar mengungsikan istri beserta anak-anaknya ke rumah si ajudan di Kebayoran Baru.
Ibu Tien penasaran dengan amanat suaminya ini.
Ia kemudian bertanya kepada ajudan senior Bob Sudijo yang ikut mengamankan pengungsian ibu Tien.