Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Karya Jenius BJ Habibie, Temuannya Sampai Dipakai NASA untuk Penjelajahan Luar Angkasa

Seto Ajinugroho - Jumat, 13 September 2019 | 13:12
N 250 Gatotkaca, salah satu karya BJ Habibie
Kompas

N 250 Gatotkaca, salah satu karya BJ Habibie

Sosok.ID - Sederhana, santun dan jenius.

Tiga kata itu pantas menggambarkan BJ Habibie, sosok ilmuwan sekaligus negarawan bangsa Indonesia.

BJ Habibie terkenal akan kepintarannya di dunia kedirgantaraan.

BJ Habibie mendapat julukkan Mr.Crack karena temuannya yang amat penting di dunia penerbangan.

Baca Juga: Kisah Cinta Pasangan Down Syndrome Pertama di Inggris, Tetap Romantis Meski Sudah Menikah Puluhan Tahun

Temuan BJ Habibie sampai ia mendapat julukkan Mr.Crack ialah mengenai keretakkan badan pesawat karena faktor kelelahan rangka pesawat.

Dikutip dari Quora.com, Jumat (13/9/2019) dalam dunia ilmu pengetahuan temuan Bj Habibie ini dinamai Teori Habibie, Faktor Habibie dan Fungsi Habibie.

BJ Habibie membuat teori ini mengingat pada tahun 1960 banyak terjadi musibah pesawat jatuh karena ketiadaan alat untuk mendeteksi keretakan pada badan pesawat.

Keretakkan pada rangka pesawat ini biasanya banyak terjadi di sambungan antara badan dan sayap pesawat serta dudukan mesin.

Baca Juga: Google Map Temukan Pria yang Telah Menghilang Selama 22 Tahun, Ternyata Begini Nasibnya

Bagian sambungan itulah yang mengalami guncangan terus menerus saat lepas landas maupun mendarat.

Akibatnya akan ada retakkan yang terus menerus merembet disekitaran sambungan antara sayap dan badan pesawat.

Apalagi bergantinya mesin baling-baling propeler dengan mesin turbo jet pada pesawat menambah resiko keretakkan pada struktur rangka.

Akibatnya sayap pesawat bisa copot saat terbang.

BJ Habibie kemudian menemukan solusi bagaimana rambatan titik retakan itu bekerja.

Baca Juga: BJ Habibie Sempat Dikabarkan Membaik Sebelum Menghembuskan Nafas Terakhir, Benarkah Alami Terminal Lucidity?

Semua perhitungan dilakukan oleh Habibie muda amat rinci hingga sampai pada hitungan atomnya.

Teori hasil pikiran Habibie ini kemudian dinamai Crack Progression dan dari situlah sebutan Mr.Crack didapat Habibie.

Implementasinya ke pesawat dari teori ini kurang lebih meningkatkan kekuatan bahan konstruksi rangka pesawat dengan campuran baja dan alumunium yang lebih dominan.

Temuan Habibie ini juga dapat meringankan Operating Empty Weight (bobot pesawat tanpa berat penumpang dan bahan bakar) sebanyak 10 persen.

Angka ini bisa meningkat lagi sebanyak 25 persen ketika Habibie menyusupkan material komposit ke bagian pesawat.

Imbasnya, kinerja pesawat jadi lebih baik dan dapat terbang jauh.

Personel Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) membawa bingkai foto Presiden ke-3 Republik Indonesia, BJ Habibie menuju liang lahat saat tiba di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata, Jakarta Selatan, Kamis (12/9/2019). BJ Habibie meninggal dunia pada hari Rabu (11/9/2019) pukul 18.05 WIB
(KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)

Personel Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) membawa bingkai foto Presiden ke-3 Republik Indonesia, BJ Habibie menuju liang lahat saat tiba di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata, Jakarta Selatan, Kamis (12/9/2019). BJ Habibie meninggal dunia pada hari Rabu (11/9/2019) pukul 18.05 WIB

Faktor Habibie juga berperan amat penting dalam penggabungan antar bagian pesawat.

Dengan teorinya ini setiap sambungan bagian pesawat jadi lebih kokoh, rangka tak gampang kelelahan dan tentunya lebih aman ketika terbang.

Bahkan Habibie pernah diberi kepercayaan oleh Departemen Riset dan Pengembangan Analisis Struktur di Hamburger Flugzeugbau (HFB) Jerman untuk membuat satu prototipe pesawat yang bisa tinggal landas dan mendarat, DO-31.

Rancangan DO-31 Habibie ini bahkan sampai dibeli oleh badan antariksa AS, NASA untuk keperluan penjelajahan luar angkasa mereka. (Seto Aji/Sosok.ID)

Source : quora

Editor : Sosok

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x