Follow Us

Gubernur Maluku Iri Dengan Provinsi Lain, Murad: Kenapa Sekarang Kita Dianggap Seperti Provinsi yang Tidak Ada?

Andreas Chris Febrianto Nugroho - Kamis, 12 September 2019 | 06:30
Gubernur Maluku Iri Dengan Provinsi Lain, Murad: Kenapa sekarang kita dianggap seperti provinsi yang tidak ada?
Warta Kota/Alex Suban

Gubernur Maluku Iri Dengan Provinsi Lain, Murad: Kenapa sekarang kita dianggap seperti provinsi yang tidak ada?

Sosok.ID - Gubernur Maluku merasa dianaktirikan oleh pemerintah pusat mengenai perhatian dari pusat yang tak pernah sampai ke Maluku.

Gubernur Maluku, Murad Ismail mengatakan, Provinsi Maluku memiliki kekayaan alam yang sangat berlimpah dan ikut berkontribusi bagi pendapatan devisa negara baik di bidang kelautan dan perikanan maupun lainnya.

Sayangnya, perhatian perhatian negara terhadap provinsi berjuluk seribu pulau itu masih sangat minim.

Dia mencontohkan APBD Maluku sangat kecil jika dibandingkan dengan daerah-daerah lain di Indonesia.

Baca Juga: Muzdalifah Kepergok Jual Rumah Mewahnya Usai Tekor Puluhan Juta, Fadel Islami Singgung Irit Biaya Hidup, Bangkrut?

“Kita adalah salah pendiri NKRI, satu dari delapan provinsi yang memproklamirkan Indonesia melalui Joung Ambon. Kenapa sekarang kita dianggap seperti provinsi yang tidak ada? Pemerintah Pusat harus melihat kita sebagai anaknya, jangan ditinggalkan,” ungkap Murad saat Rapat Koordinasi bersama Bupati dan wali kota se-Provinsi Maluku tahun 2019 di Kantor Gubernur di Kantor Gubernur Maluku, Selasa (10/9/2019).

Murad mengatakan, anggaran pembangunan Maluku tidak sebanding dengan kondisi yang ada.

Padahal Maluku merupakan provinsi dengan rentang kendali yang besar karena wilayahnya yang luas dan memiliki ribuan pulau.

Menurut Murad, jika dibandingkan dengan provinsi serta daerah kabupaten/kota lainnya di Indonesia, Maluku sangat tertinggal jauh.

Baca Juga: Sosok Komisioner KPAI yang Cekal Audisi PB Djarum, Sitti Hikmawatty Ternyata Gagal Nyaleg dari Dapil Jawa Barat

“APBD kita hanya Rp 2,8 triliun. Bila belanja pegawai 60 persen, berarti hanya tersisa sekitar Rp1,2 triliun untuk pembangunan. Dengan rentang kendali yang besar, anggaran ini sangat kecil untuk kita membangun,” kata Murad.

Source : Kompas.com

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Latest