Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Kerajaan Sriwijaya Fiktif dan Raden Patah Asli Yahudi, Beginilah Kontroversi Pernyataan Ridwan Saidi Mengenai Sejarah Indonesia!

Andreas Chris Febrianto Nugroho - Kamis, 29 Agustus 2019 | 10:55
Sriwijaya adalah Fiktif dan Raden Patah Asli Yahudi, Beginilah Kontroversi Pernyataan Ridwan Saidi Mengenai Sejarah Indonesia!
KOMPAS.com/ANDRI DONNAL PUTERA

Sriwijaya adalah Fiktif dan Raden Patah Asli Yahudi, Beginilah Kontroversi Pernyataan Ridwan Saidi Mengenai Sejarah Indonesia!

Suatu pernyataan yang mengejutkan banyak pihak.

Bahkan dilansir dari Kompas.com (28/8/19), Yayasan Tandi Pulau yang berisi para budayawan di Sumatera Selatan akan menempuh jalur hukum terkait pernyataan tersebut.

Baca Juga: Mulai Hari Ini, Operasi Razia Patuh di Seluruh Indonesia Ternyata Mempunyai Nama-nama Unik

Tak hanya pernyataan mengenai Sriwijaya saja yang menjadi kontroversi dari unggahan video dengan presenter Vasco Ruseimy ini.

Kontroversi lainnya mengenai Raden Patah, Pemuka Kerajaan Demak di daerah Jawa Tengah.

Pada detik ke 7:37 dalam unggahan video ini, diberi pertanyaan oleh Hostnya yang dipegang oleh politisi muda Vasco Ruseimy, "Jadi Raden Patah ini Yahudi?", tanya Vasco kepada Babe Ridwan.

Pertanyaan tersebut langsung dijawab oleh Ridwan Saidi, "Yahudi. Yahudi. Bukan", singkat tokoh betawi itu.

Baca Juga: Sering Bikin Penasaran Publik, Luna Maya Akhirnya Blak-blakan Soal Kisah Asmara dan Jodoh, dari Ariel Noah Hingga Pria Malaysia

Oleh sebab kontroversi yang ada dalam video unggahan chanel Youtube "Macan Idealis" tersebut Kelompok budayawan Sumatera Selatan yang tergabung dalam Yayasan Tandi Pulau bereaksi.

Sriwijaya adalah Fiktif dan Raden Patah Asli Yahudi, Beginilah Kontroversi Pernyataan Ridwan Saidi Mengenai Sejarah Indonesia!
KOMPAS.COM/AJI YK PUTRA

Sriwijaya adalah Fiktif dan Raden Patah Asli Yahudi, Beginilah Kontroversi Pernyataan Ridwan Saidi Mengenai Sejarah Indonesia!

Melalui ketua Yayasan Tandi Pulau, Erwan Suryanegara mengatakan ada dugaan unsur kesengajaan dalam unggahan video di laman Youtube yang disebarkan pada (23/8/19) lalu itu.

"Karena ini ada kejahatan yang digolongkan ITE, karena ada yang menyebarkan berita bohong, hoaks, tanpa data-data ilmiah, data valid, kami lihat ada celah ke sana, tentu ke ranah hukum. Tujuan kami adalah agar video yang tidak benar itu nanti dihapus oleh pihak YouTube," kata Erwan setelah menggelar rapat bersama Dinas Kebudayaan Palembang, Selasa (27/8/2019), dikutip oleh Sosok.ID dari Kompas.com.

Source :Kompas.comYouTube

Editor : Sosok

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x