Follow Us

Mengenal Mary Astell, Ibu yang Melahirkan Pemikiran Feminis, Mengkritik dan Menentang Pemikiran Pria Melalui Tulisan

Dwi Nur Mashitoh - Senin, 26 Agustus 2019 | 11:00
Mary Astell, ibu dari gerakan feminis dan bukunya
All Thats Interesting

Mary Astell, ibu dari gerakan feminis dan bukunya

Mary memutuskan untuk pindah ke London di usianya yang ke 22 tahun.

Setelah ibu dan bibinya meninggal saat ia masih berusia 20 tahun.

Baca Juga: Bak Ajang Permainan, Seekor Walabi Nyaris Mati Usai Ditembak Berulang Kali dan Dijadikan Lelucon oleh Sekelompok Remaja

Jiwa kemandirian dan tak adanya niat untuk menikah kemudian mendorong Mary untuk pindah, wlaupun keputusan itu dianggap tak lazim pada masanya.

Jika Mary adalah seorang pria, bisa saja ia melanjutkan ke perguruan tinggi karena pemikirannya cemerlang.

Bisa juga dihabiskannya di tempat ibadah dan menjadi imam lalu berkeliling ke daerah-daerah untuk memberikan ceramah.

Namun, untuk seorang wanita, hal itu sulit bahkan tak memungkinkan untuk terwujud.

Segera setibanya di London, Mary tinggal di pinggiran Chelsea, di mana banyak artis, intelek, hingga keluarga konglomerat menetap untuk menghindari bisingnya London.

Baca Juga: Anders Behring Breivik, Teroris yang Serang Oslo dan Tewaskan 77 Orang Namun Tak Mau Mengaku Bersalah

Lingkar pertemanannya adalah para sastrawan, salah satunya seorang wanita bernama Lady Catherine Jones.

Mary kemudian tinggal bersamanya hingga akhir hayatnya.

Seorang sejarawan bahkan menytebutkan jika persahabatan kedua wanita itu sangat dekat dan harmonis.

Source : All Thats Interesting

Editor : Sosok

Baca Lainnya

Latest