Mary memutuskan untuk pindah ke London di usianya yang ke 22 tahun.
Setelah ibu dan bibinya meninggal saat ia masih berusia 20 tahun.
Jiwa kemandirian dan tak adanya niat untuk menikah kemudian mendorong Mary untuk pindah, wlaupun keputusan itu dianggap tak lazim pada masanya.
Jika Mary adalah seorang pria, bisa saja ia melanjutkan ke perguruan tinggi karena pemikirannya cemerlang.
Bisa juga dihabiskannya di tempat ibadah dan menjadi imam lalu berkeliling ke daerah-daerah untuk memberikan ceramah.
Namun, untuk seorang wanita, hal itu sulit bahkan tak memungkinkan untuk terwujud.
Segera setibanya di London, Mary tinggal di pinggiran Chelsea, di mana banyak artis, intelek, hingga keluarga konglomerat menetap untuk menghindari bisingnya London.
Lingkar pertemanannya adalah para sastrawan, salah satunya seorang wanita bernama Lady Catherine Jones.
Mary kemudian tinggal bersamanya hingga akhir hayatnya.
Seorang sejarawan bahkan menytebutkan jika persahabatan kedua wanita itu sangat dekat dan harmonis.