Adapun kutipan paling terkenal darinya:
"Jika semua laki-laki terlahir menjadi bebas, bagaimana mungkin wanita terlahir sebagai budak?
Seperti yang seharusnya jika menjadi sasaran dari tindakan laki-laki yang tidak dapat diprediksi dan sewenang-wenang, menjadi kondisi perbudakan yang sempurna?"
Akhir hayat
Sebelum meninggal, Mary sempat mendirikan sebuah sekolah khusus perempuan di Chealsea pada 1709.
Baca Juga: Sosrokartono, Kakak Kartini Nan Jenius yang Menguasai 26 Bahasa Sampai Jadi Wartawan Pribumi Pertama
Ia bersama Lady Catherine juga yang menjadi pengajar di sekolah tersebut.
Hal itu membuatnya sibuk hingga ia harus menderita kanker payudara dan meninggal pada 1731.
Diduga, ia menghabiskan hari-hari terakhirnya di sebuah kamar di samping peti matinya sendiri di sebuah pengasingan.
Mary Astell kemudian dikenal sebagai ibu dari gerakan feminis dan membuatnya terkenal di kalangan politikus dan filsuf.
(*)