Anehnya, meskipun banyak risiko untuk bertahan hidup di gorong-gorong tersebut, banyak juga warga yang sebenarnya memiliki penghasilan memilih tinggal di sana.
John Aitcheson (59) yang memiliki pekerjaan paruh waktu di sebuah toko mengatakan pada The Guardian:
"Saya bisa saja tinggal di apartemen, tetapi penghasilan saya akan habis untuk biaya sewa, makan, listrik, san air," ujarnya mengutip dari The Sun.
"Sehingga tak ada sisa uang untuk melakukan hal lain," jelasnya.
Ancaman banjir sangat berbahaya bagi tunawisma.
Walaupun intensitas hujan sangat jarang di kota tersebut, yakni rata-rata 21 hari setiap tahunnya.
Pada 2016, pernah terjadi kebanjiran memakan tiga korban.
Richard Ethridge yang tinggal bersama istrinya Cynthia Goodwin mengingat kejadian tersebut.
Kasur dan perkakas rumah tangga mereka terbawa arus dan hampir membunuh Cynthia.
"Aku hampir kehilangannya," ujar Richard, dikutip dari The Mail via The Sun.