Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Sisi Lain Hingar Bingar Las Vegas, Para Gelandangan di Sana Hidup Layak di Gorong-gorong Kota

Dwi Nur Mashitoh - Jumat, 23 Agustus 2019 | 16:38
Kolase perbandingan hingar bingar dan sisi gelap Las Vegas
visitlasvegas.com/pinterest (Austin Hargrave)

Kolase perbandingan hingar bingar dan sisi gelap Las Vegas

Sosok.id - Las Vegas yang dikenal dengan perjudian di kasino-kasino mewah ternyata memiliki sisi gelap yang mengejutkan.

Di bawah hingar bingar dan gemerlap lampu kota, ada ratusan gelandangan yang bernaung demi bertahan hidup.

Dilansir dari The Sun, hal ini terungkap setelah sebuah dokumenter mengenai kehidupan artis film porno, Jenni Lee beredar.

Sekitar seribu gelandangan yang tinggal di gorong-gorong itu mengais makanan dari sampah.

Tak hanya itu, mereka juga mengandalkan uang yang diberikan oleh para penjudi yang menang.

Baca Juga: Dapat Batunya! Usai Paksa Vina untuk Buat Video Panas, Mantan Suaminya Kini Kena HIV dan Stroke

Penduduk yang tinggal di gorong-gorong itu berasal dari beberapa kalangan.

Seperti orang yang bekerja paruh waktu dan tak memiliki cukup uang untuk membeli rumah, pecandu judi, hingga pecandu narkoba.

Mereka tersebar di tiga gorong-gorong yang berbeda.

Karena hidup di gorong-gorong, mereka harus menghadapi berbagai ancaman seperti tikus, laba-laba berbisa, hingga banjir.

Seorang warga yang telah lama tinggal di gorong-gorong mengaku ada keuntungan yang ia dapatkan dari tempat tersebut.

Baca Juga: Dapat Batunya! Usai Paksa Vina untuk Buat Video Panas, Mantan Suaminya Kini Kena HIV dan Stroke

"Aku tidak mau menjadi tunawisma dimana pun, karena di Vegas, kita tidak terlihat," ujar Craig, mengutip The Sun.

Dalam film dokumenter yang dibuat oleh jurnalis Belanda bernama Matt O'Brien itu, Craig memanfaatkan lantai sebagai kulkas.

Sebab, lantai itu adalah satu-satunya tempat yang cukup dingin untuk membuat makanan dapat bertahan lebih lama.

Dia juga menunjukkan kursi plastik yang ia temukan di tempat pembuangan sampah.

Seperti yang telah disebutkan di atas, warga gorong-gorong mencari makanan dari tempat sampah.

Baca Juga: Berkat GPS, Warga Solo Ungkap Adanya Isu Babi Ngepet, Ini Wujudnya

Sebab, peraturan di kota itu melarang penduduknya untuk memberi makan pada tunawisma.

Sementara, untuk mengusir tikus, mereka memanfaatkan api agar hewan pengerat itu tak mendekat ke tempat tinggal mereka.

Menghias rumah

Walaupun tinggal di gorong-gorong, para tunawisma itu masih peduli dengan keindahan tempat tinggal mereka.

Ada yang menggambar grafiti di dindingnya hingga menggunakan taplak meja sebagai gorden.

Baca Juga: Pimpinan OPM, Goliath Tabuni Unggah Surat Terbuka Majelis Rakyat Papua Tentang Seruan Mahasiswa Bumi Cendrawasih Untuk Kembali Ke Tanah Asalnya

Seperti pasangan Steven dan Kathryn yang mengisi rumah mereka dengan kasur, lemari, hingga rak buku.

Beda cerita dengan Ricky yang memanfaatkan taplak meja sebagai gorden.

Serta memanfaatkan gelas sebagai toiletnya.

Berjudi

Pada 2018, Las Vegas berhasil menggaet lebih dari 42 juta turis yang mempertaruhkan triliunan uang mereka di perjudian.

Baca Juga: Mengenal Frank William, Penipu Ulung Internasional yang Nyamar Jadi Pilot Sampai Terbangkan Pesawat 250 kali, Kisahnya Sampai Dibuat Film

Beberapa tunawisma memanfaatkan kesempatan ini untuk menipu mereka.

Usai mendapatkan uang, mereka mempertaruhkan uang tersebut agar mendapat uang yang lebih banyak.

Dengan harapan, mereka dapat kembali ke kehidupan mereka yang semula memiliki rumah dan keluarga.

Tetapi, akhirnya mereka justru makin terpuruk karena kalah di perjudian tersebut.

Ancaman banjir

Anehnya, meskipun banyak risiko untuk bertahan hidup di gorong-gorong tersebut, banyak juga warga yang sebenarnya memiliki penghasilan memilih tinggal di sana.

Baca Juga: Jokowi Sebut Ada Penumpang Gelap dalam Kerusuhan di Papua, Jubir FRI Papua Barat: Stop Cari Kambing Hitam dan Memperuncing Masalah!

John Aitcheson (59) yang memiliki pekerjaan paruh waktu di sebuah toko mengatakan pada The Guardian:

"Saya bisa saja tinggal di apartemen, tetapi penghasilan saya akan habis untuk biaya sewa, makan, listrik, san air," ujarnya mengutip dari The Sun.

"Sehingga tak ada sisa uang untuk melakukan hal lain," jelasnya.

Ancaman banjir sangat berbahaya bagi tunawisma.

Walaupun intensitas hujan sangat jarang di kota tersebut, yakni rata-rata 21 hari setiap tahunnya.

Baca Juga: Gubernur Sumsel Tanyakan Kebenaran Isu Oknum Pejabat Minta Jatah Kursi Konser Westlife, Promotor: Itu Misinformasi Pemberitaan Media!

Pada 2016, pernah terjadi kebanjiran memakan tiga korban.

Richard Ethridge yang tinggal bersama istrinya Cynthia Goodwin mengingat kejadian tersebut.

Kasur dan perkakas rumah tangga mereka terbawa arus dan hampir membunuh Cynthia.

"Aku hampir kehilangannya," ujar Richard, dikutip dari The Mail via The Sun.

"Dia saat itu memegang sepedanya, arus yang kencang membuat sepeda itu hanyut," jelasnya.(*)

Source : The Sun

Editor : Sosok

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x