Tubuh mereka dipotong dan dibedah dan kemudian ditampilkan di ribuan halaman dalam buku tersebut.
Para kritikus mengatakan buku itu ternoda oleh masa lalu kelam dan para ilmuwan telah bergulat dengan etika yang terlibat dalam penggunaannya.
Dr Mackinnon mengatakan dia merasa tidak nyaman dengan asalnya, tetapi menggunakan buku itu adalah bagian penting dari menjadi 'ahli bedah etis' dan bahwa dia tidak dapat melakukan pekerjaannya tanpa bantuan buku tersebut.
Melansir BBC, Rabi Joseph Polak, seorang yang selamat dari Holocaust dan profesor hukum kesehatan, percaya buku itu adalah 'teka-teki moral' karena ia berasal dari kejahatan nyata, tetapi dapat digunakan untuk melayani kebaikan.
Buku itu adalah proyek 20 tahun dari seorang dokter Nazi terkemuka, Eduard Pernkopf.
Namanya terkemuka di jajaran akademis di Austria berkat dukungannya untuk pesta Adolf Hitler pada masa itu.
Rekan-rekannya menggambarkan dia sebagai Sosialis Nasional yang bersemangat.
Dilansir Sosok.ID dari BBC, sejak 1938, Ia selalu mengenakan seragam kebesaran Nazi saat akan bertugas setiap harinya.
Ketika dia diangkat menjadi dekan sekolah kedokteran di Universitas Wina, dia memecat semua anggota fakultas Yahudi, termasuk tiga penerima Nobel.
Tahun 1939, dalam undang-undang Reich Ketiga menerangkan bahwa mayat semua tahanan yang dieksekusi segera dikirim ke departemen anatomi terdekat untuk tujuan penelitian dan pengajaran.