Follow Us

Heboh Kayu Bajakah Disebut Obat Penyembuh Kanker, Ketum Yayasan Kanker: Tak Perlu Berharap Terlalu Tinggi

Tata Lugas Nastiti - Selasa, 13 Agustus 2019 | 14:08
Heboh Kayu Bajakah Disebut Obat Penyembuh Kanker, Ketum Yayasan Kanker: Uji Coba Terhadap Tikus dan Manusia tuh Berbeda
Kolase gambar KOMPAS.com/KURNIA TARIGAN dan Pexels.com

Heboh Kayu Bajakah Disebut Obat Penyembuh Kanker, Ketum Yayasan Kanker: Uji Coba Terhadap Tikus dan Manusia tuh Berbeda

Namun di balik keberhasilan mereka ini, rupanya khasiat kayu Bajakah yang diklaim mampu menyembuhkan penyakit kanker rupanya harus diteliti lebih lanjut.

Baca Juga: Sejarah Gelap di Balik Tradisi Panjat Pinang HUT RI, Sempat Jadi Lelucon Belanda Melihat Kebodohan Pribumi Berebut Sembako

Hal ini dikemukakan sendiri oleh Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia, Prof Dr dr Aru Sudoyo saat ditemui awak media.

Melansir Kompas.com, Aru Sudoyo mengatakan bahwa untuk mengklaim suatu senyawa atau ekstrak tanaman sebagai obat penyembuh kanker dibutuhkan lebih dari sekadar uji coba terhadap tikus.

Sebab, uji coba yang dilakukan terhadap tikus dan manusia sangatlah berbeda dari berbagai aspek.

Baik aspek morfologi hingga reaksi tubuh terhadap suatu senyawa obat.

Baca Juga: Tak Kuat Bayar Tagihan Berobat yang Membengkak, Pasangan Lansia Pilih Nekat Bunuh Diri Bersama

"Karena uji coba terhadap tikus dan manusia itu berbeda. Seringkali penelitian itu berhasil digunakan pada tikus, tetapi ketika (diuji coba) pada manusia hasilnya nihil dan itu banyak terjadi," kata Prof Aru Sudoyo.

Dia pun menambahkan bahwa obat yang dipastikan bisa menyembuhkan kanker manusia itu haruslah berhasil melewati beberapa fase uji klinis terhadap manusia terlebih dahulu.

Sebab itu, seperti yang dilansir Sosok.ID dari Tribunnews, Prof Aru Sudoyo mengatakan ada baiknya masyarakat tak terlalu berharap.

"Masyarakat tidak perlu terlalu berharap tinggi dengan hasil uji coba awal begitu. Ingat, tidak ada obat yang ajaib," ujar Prof Aru Sudoyo.

Dalam artian lain, sebuah senyawa tidak bisa serta merta dikatakan sebagai obat bila penelitian yang dilakukan hanya melalui tahap awal saja.

Source : Kompas.com, Tribunnews.com, Cancer Research UK

Editor : Sosok





PROMOTED CONTENT

Latest