Kedua tikus mencit tersebut kemudian disuntikkan zat pertumbuhan sel tumor atau kanker.
Sel kanker berkembang di tubuh tikus dengan ciri banyaknya benjolan di tubuh, mulai dari ekor hingga bagian kepala.
Selama 50 hari, kedua tikus mencit diberikan dua penawar obat yang berbeda, satu tikus diberi ekstrak bawang dayak dan yang satunya lagi diberi ekstrak kayu Bajakah.
Baca Juga: Jadi Sandera Penyerangan KKB Papua, Briptu Heidar Ditemukan Tewas Setelah 6 Jam Dinyatakan Hilang
Pada hari ke-50, tikus yang diberi ekstrak bawang dayak mati sementara yang tikus yang diberi ekstrak kayu Bajakah tetap sehat dan dan mampu berkembang biak.
"Setelah memasuki hari ke-50, mencit yang diberi air penawar dari bawang dayak mati, sementara mencit yang diberi cairan kayu bajakah tetap sehat, bahkan bisa berkembang biak,” ujar Helita, Senin (12/8/2019).
Uji vivo ini kemudian dilanjutkan dengan uji kadar kandungan senyawa agen antikanker yang terkandung dalam ektrak kayu Bajakah.
Dan benar saja, kayu Bajakah memang mengandung senyawa antioksidan yang dipercaya mampu mengisolasi ion radikal yang dapat berubah menjadi sel tumor atau kanker.
Senyawa tersebut adalah fenolik, steroid, tanin, alkonoi, saponin, dan terpenoid.
Dalam penelitian ketiga siswa tersebut disebutkan bahwa Kayu Bajakah terbukti memiliki kandungan yang cukup kaya akan senyawa antioksidan ribuan kali lipat dari jenis tumbuhan lain yang juga memiliki khasiat sebagai agen antikanker.
Penelitian ketiga siswi SMA Palangkaraya ini pun sampai memenangkan perlombaan tingkat internasional dalam ajang World Invention Olympic (WICO) di Seoul, Korea Selatan.