Cuplikan adegan itulah yang melambungkan nama Wikana sebagai pemuda revolusioner dan banyak dikutip di dalam kitab-kitab sejarah. Selebihnya, samar-samar.
Pasca kemerdekaan, karena jiwa mudanya ia pernah menjabat menjadi Menteri Negara Urusan Pemuda selama empat kali periode kabinet.
Baca Juga: 5 Bulan Tak Pulang, Gadis 16 Tahun Ditemukan Terikat Dalam Karung dan Tinggal Tulang
Dua kali dalam kabinet Sjahrir dan dua kali pada kabinet Amir Sjarifuddin.
Wikana terlahir dari keluarga menak Sumedang, ayahnya, Raden Haji Soelaiman, pendatang dari Demak, Jawa Tengah.
Wikana punya otak encer, sebagai anak priayi, dia punya hak untuk mengenyam pendidikan.
Untuk masuk ELS (Europeesch Lagere School), sekolah dasar yang menggunakan bahasa Belanda sebagai pengantar, tidak cukup bermodal anak raden saja.
Kemampuan bahasa Belanda dan kepintaran si anak menjadi standar utama.
Karena kecakapannya, ia berhasil lulus dari ELS.
Lepas dari ELS Wikana melanjutkan sekolah ke MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs).
Banyak kenangan mengenai sosok Wikana yang cerdas, bukan hanya cerdas otak melainkan juga cerdas dalam berkata-kata.