Baca Juga: Sosok Taoka Kazuo, Gangster Ganas Jepang, Salah Satu Pemimpin Yakuza yang Paling Ditakuti
Perasaan yang sama dirasakan tokoh-tokoh Pram lainnya.
Mereka semua dipertemukan lewat kesamaan imajinasi akan hidup yang lebih baik dan adil.
Jika Revolusi Perancis membuang seluruh tatanan kolonial, di Indonesia, kolonialisme meninggalkan warisan.
Warisan itu menjadi masalah bagi Indonesia hari ini.
Mulai dari sistem hukum hingga rasisme.
Baca Juga: Sosok Kristina Gultom, Sang Pengasuh Adiknya yang Lumpuh Telah Tiada
"Pertanyaannya yang kemudian tersisa, kalau begitu bagaimana cara kita berhadapan dengan sisa-sisa kolonialisme sampai hari ini? Apa yang harus dilakukan? Sampai di mana batas toleransi terhadap hal-hal negatif dari warisan feodal itu? Itu problematik yang saya kira dalam novelnya Pram melalui interaksi tokoh-tokohnya itu tergambar betul," ujar Fay.
Namun, jika seluruh persoalan ini terlalu berat bagi Anda yang baru mengenal Pram, Fay menganjurkan Anda memulai dari karya Pram favoritnya, Cerita dari Jakarta.
Kumpulan cerpen itu menawarkan kritik yang jenaka, sinis, dan ironis.
"Pram bisa bermain-main dengan realitas yang pahit, menertawakan nasib sendri," ujar Fay.
(Nibras Nada Nailufar/Heru Margianto)