"Tentu saja setiap orang diperkenankan menaiki bus maupun kereta yang kami kelola baik mengenakan celana pendek maupun kaus kutang," ujar Erixon.
Dia kemudian menegaskan bahwa tindakan yang dilakukan si sopir bus yang tidak disebutkan identitasnya itu tidak ada kaitannya dengan motif agama maupun politik.
"Setiap orang harus diperlakukan sama. Baik Skanetrafiken maupun Nobina (perusahaan saudara) punya kebijakan terkait pakaian pelanggan kami," pungkasnya.
(*)