Dirjen Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Kemendagri, Zudan Arif Fakrulloh memastikan bahwa praktek jual beli data NIK dan KK yang sedang viral bukan hasil kebocoran data yang dihimpun dari pihaknya.
"Data yang diperjualbelikan itu bukan dari Dukcapil, NIK dan KK aman di database Dukcapil," ujar Zudan dilansir dari Tribunnews.
Menurutnya data itu dihimpun dari unggahan pemilik NIK dan KK di media sosial untuk keperluan pribadi mereka.
"Setelah ditelusuri data-data tersebut bisa dicari melalui mesin pencarian Google," ujarnya saat ditemui di Jakarta pada Senin (29/7/2019).
Baca Juga: Biadab! Viral Video Pria Paruh Baya Makan Kucing Hidup-hidup
“Contohnya ketika kita mencari 'KTP elektronik' di Google maka dalam sekedipan mata (0,46 detik) muncul 8.750.000 data dan gambar KTP elektronik yang gambarnya tidak disensor sehingga datanya terbaca dengan jelas. Begitu juga ketika mengetik kata 'Kartu Keluarga' di Google, maka dalam waktu 0,56 detik muncul tak kurang dari 38.700.000 hasil data dan gambar KK," imbuh Zudan.
Oleh karena itu, Zudan meminta masyarakat untuk lebih berhati-hati saat mengunggah NIK dan KK di internet.
"Masyarakat perlu berhati-hati karena bisa dimanfaatkan untuk melakukan tindak kejahatan," imbaunya.
Zudan mengaku bahwa pihaknya melindungi data kependudukan dengan pengamanan berlapis.
Jadi, kemungkinannya kecil untuk bisa bocor.
Bahkan untuk mengakses data kependudukan itu diperlukan proses pemindaian sidik jari sebanyak tiga kali.