Usai menerima baret merah dari tangan Sintong Panjaitan, Benny Moerdani langsung melempar benda tersebut ke hadapan sang Komandan Kopassus lalu meluncur jatuh ke lantai.
Saat itu baik Benny Moerdani maupun Sintong Panjaitan tak ada yang mengucapkan satu patah kata pun.
Suasana pun mendadak berubah kaku, tak ada yang berani bicara sama sekali.
Melihat hal itu, Sintong pun mengambil kembali baret merah yang menjadi lambang Kopassus tersebut dan meletakkannya di atas meja.
Sintong Panjaitan yang merasa tersinggung dengan sikap Benny Moerdani pun langsung marah.
Menurutnya sikap Benny Moerdani itu sama sekali tak menunjukkan etika sebagai Panglima ABRI.
"Pak Benny tidak dapat dipisahkan dari Korps Baret Merah. Bapak dikenal sebagai orang pertama Korps Baret Merah. Jadi aneh kalau bapak tidak berkenan memakai baret merah," ucap Sintong emosi.
Ekspresi wajah Benny Moerdani yang mendengar ucapan Sintong Panjaitan berubah menjadi serius dan angker.
Kendati demikian, Benny Moerdani tetap menggunakan baret tersebut selama upacara berlangsung.