Mendapati mimpi soal kematian itu, Agus Rohman pun mengaku mendekatkan diri pada Tuhan.
"Dengan adanya firasat melalui mimpi, maka pendekatan diri kepada Tuhan lebih besar dan khusyuk dengan selalu bertawakal dan berserah diri kepada-Nya seolah-olah kematian sudah dekat," tulis Agus Rohman.
Walau memiliki firasat buru, Agus Rohman tetap melanjutkan tugasnya dalam operasi pembebasan itu.
Pada 13 Mei 1996 Agus diperintahkan oleh Komandan Satgas memimpin tim yang berkekuatan 25 orang untuk menggempur KKB Papua dan membebaskan para sandera.
Mereka harus melewati medan yang berat, karena hutan di Papua saat itu masih lebat.
Kontak senjata baru terjadi pada tiga hari kemudian.
Mereka menembus semak belukar pada pukul 17.30 WIT.
Meski terjadi kontak senjata, para prajurit TNI AD tetap berhati-hati karena tugas utama mereka adalah membebaskan sandera.
KKB Papua berhasil didesak dan kabur, TNI AD pun berhasil membebaskan sembilan orang sandera.
Jatuh korban dari pasukan Agus sebanyak dua orang.