Follow Us

Mantan PM China yang Dijuluki Jagal Beijing Karena Bantai Rakyatnya Sendiri Meninggal Dunia

Seto Ajinugroho - Jumat, 26 Juli 2019 | 06:05
Mantan PM China yang dijuluki Jagal Beijing meninggal dunia
politiko

Mantan PM China yang dijuluki Jagal Beijing meninggal dunia

Sosok.ID - Pesatnya pertumbuhan ekonomi China pada dekade ini tak lepas dari berkesinambungannya progres perencanaan negeri itu sedari dulu.

Jadi negeri Tirai Bambu tersebut punya semacam GBHN versi mereka sendiri demi mencapai tujuan nasionalnya.

Maka sedari RRC berdiri, maka setiap pemimpin mereka berpegang teguh pada tujuan nasional negaranya, seperti mantan PM China Li Peng.

Mantan Perdana Menteri China Li Peng yang terkenal dengan julukan " Jagal Beijing" dilaporkan meninggal di usia 90 tahun karena penyakit.

Li meninggal pada Senin malam waktu setempat (22/7/2019) karena penyakit yang tidak diketahui.

Baca Juga: Kisah Menegangkan Dua Personel TNI Masuki Sarang Pemberontak Papua Tanpa Dibekali Senjata, Namun Misi Malah Berhasil Dituntaskan

Dia diketahui memegang jabatan strategis sepanjang 1980 hingga 1990-an.

Dia juga dikenal sebagai pembawa warisan berupa pertumbuhan ekonomi China yang signifikan, dia juga disorot karena julukannya sebagai "Jagal Beijing".

Dilansir BBC dan Sky News Selasa (23/7/2019), dia berperan atas penumpasan aksi protes di Lapangan Tiananmen 1989 di mana tentara membunuh ratusan warga sipil.

Ratusan ribu orang berkumpul di Tiananmen, Beijing, untuk serangkaian demonstrasi musim semi dan musim panas 1989, yang diakhiri dengan cara bermusuhan oleh militer.

Baca Juga: Sombong Amat! Viral Instastory Fresh Graduate Ngaku Lulusan Universitas Indonesia Protes Gaji Rp 8 juta, Humas UI : Sangat Tidak Bijak

Li kemudian membela kebijakannya dengan mengatakan itu adalah aksi yang "diperlukan".

Dia mempertegas keputusan itu dalam obituari yang dikutip Xinhua.

"Li mengambil langkah tegas untuk menghentikan kerusuhan dan memadamkan kekerasan kontra-revolusioner selama demonstrasi Tiananmen," demikian obituari Li dilansir Xinhua.

Selama periode kekuasaannya, Li Peng membantu China meroket baik di tingkat diplomatik maupun ekonomi.

Baca Juga: Sangarnya Danjen Kopassus Mung Parhadimulyo, Telan 6 Untai Telur Ular Piton Berlemak, Bikin Anak Buahnya Mual

Perkembangan yang sering dia banggakan di depan publik.

Pada pidato 1995 saat peringatan revolusi 1949, dia merayakan bagaimana negara itu sudah beranjak dari "penindasan, perundungan, hingga dipermalukan oleh imperialis."

Karir politiknya meningkat setelah upayanya menumpas demonstrasi Tiananmen, dengan pemimpin pro-reformasi Zhao Ziyang digulingkan karena bersimpati terhadap mahasiswa.

Li yang saat itu menjabat sebagai penjabat PM pada November 1987 memberi tahu pengunjuk rasa bahwa situasi tidak akan berubah seperti yang mereka harapkan.

Baca Juga: Ditinggal Suami Berburu Kodok, Istri Diperkosa Tetangganya Sendiri Karena Melihat Korban Menyusui Bayinya

Setelah itu di depan siaran televisi, dia mengumumkan darurat militer untuk "memadamkan kerusuhan", dengan puncaknya ratusan orang dibunuh oleh tentara.

Dalam pidato panjang yang dibacakan penyiar CCTV, pemerintah China saat ini sangat menghormati "langkah tegas" Li Peng dalam menghentikan kerusuhan.

Namun bagi kalangan aktivis yang pernah ikut andil dalam protes Tiananmen 1989, mereka menyambut baik kematian Li.

Salah satunya adalah Wu'er Kaixi. Salah satu pemimpin aktivis yang hidup dalam pengasingan itu berkata dia senang Li meninggal.

Menurutnya, Li adalah jagal dalam peristiwa di Tiananmen.

"Dia harus dikenang seperti itu. Baik oleh dunia maupun sejarah. Suatu hari, saya harap, dia juga bakal dikenang demikian di buku-buku China," paparnya. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mantan PM China Berjuluk "Jagal Beijing" Meninggal di Usia 90 Tahun"

Source : Kompas.com

Editor : Sosok

Baca Lainnya

Latest