Dia mempertegas keputusan itu dalam obituari yang dikutip Xinhua.
"Li mengambil langkah tegas untuk menghentikan kerusuhan dan memadamkan kekerasan kontra-revolusioner selama demonstrasi Tiananmen," demikian obituari Li dilansir Xinhua.
Selama periode kekuasaannya, Li Peng membantu China meroket baik di tingkat diplomatik maupun ekonomi.
Perkembangan yang sering dia banggakan di depan publik.
Pada pidato 1995 saat peringatan revolusi 1949, dia merayakan bagaimana negara itu sudah beranjak dari "penindasan, perundungan, hingga dipermalukan oleh imperialis."
Karir politiknya meningkat setelah upayanya menumpas demonstrasi Tiananmen, dengan pemimpin pro-reformasi Zhao Ziyang digulingkan karena bersimpati terhadap mahasiswa.
Li yang saat itu menjabat sebagai penjabat PM pada November 1987 memberi tahu pengunjuk rasa bahwa situasi tidak akan berubah seperti yang mereka harapkan.
Setelah itu di depan siaran televisi, dia mengumumkan darurat militer untuk "memadamkan kerusuhan", dengan puncaknya ratusan orang dibunuh oleh tentara.
Dalam pidato panjang yang dibacakan penyiar CCTV, pemerintah China saat ini sangat menghormati "langkah tegas" Li Peng dalam menghentikan kerusuhan.
Namun bagi kalangan aktivis yang pernah ikut andil dalam protes Tiananmen 1989, mereka menyambut baik kematian Li.