Selain itu, mereka juga akan menembaki seluruh orang dan kendaraan yang keluar di jalan-jalan Alexandria pada malam hari.
Setelah berada di dalam istana, mereka memutuskan segera beristirahat.
Dia lalu terbangun dan pergi ke balkon.
Di sana, Farouk ditembaki oleh dua anggota kelompok pemberontak yang mengepung.
Peluru-peluru yang ditembakkan hampir mengenai dirinya. Namun, tak lama kemudian, seorang pengawal Farouk membalas tembakan.
Tak berselang lama, ia juga mengambil senapan dan menembaki para pemberontak.
Sementara itu, para pengepung telah berhasil memotong saluran telepon istana.
Meksi begitu, Farouk masih bisa menghubungi perdana menteri, Ali Maher, melalui saluran telepon darurat yang ia simpan.
Selain Maher, ia juga menghubuni duta besar AS untuk Mesir, Jeferson Carey dan memintanya menggunakan semua pengaruh untuk membantu keluarga kerajaan yang terkepung.
Sikap AS terhadap Kairo pada waktu itu tidak terlalu positif, karena ketidaksukaan pemerintah Amerika terhadap Farouk.