Namun, mereka meloloskan keinginan Farouk dan meminta para pengepung untuk tidak melukai raja beserta keluarganya.
Kala itu, Sadat kemudian menulis ultimatum resmi di kantor Maher bahwa raja harus turun tahta dan meninggalkan Mesir pada pukul 6 sore pada tanggal 26 Juli.
Namun Farouk mengajukan syarat. Ia akan mundur hanya jika sura-surat pengunduran durunya formal dan konstitusional.
Selain itu, ia pun meminta diizinkan pergi dengan kehormatan militer penuh.
Keluarga itu akhirnya pergi dengan kapal pesiar kerajaan, Mahroussa, hanya enam jam setelah Farouk menandatangani pengunduran dirinya.
Setelah itu, dia dipaksa turun tahta dan menyerahkan kekuasaan kepada Jenderal Muhammad Naguib.
Saat turun tahta, Farouk kala itu berusia 32 tahun dan telah berkuasa selama 16 tahun. Pada tahun 1954, Nasser muncul dari balik layar, menyingkirkan Naguib dari kekuasaan, dan menyatakan dirinya sebagai perdana menteri Mesir.
Selama dua tahun berikutnya, Nasser memerintah sebagai pemimpin yang populer.
Ia juga mengumumkan konstitusi baru yang menjadikan Mesir sebagai negara Arab sosialis.
(Rosiana Haryanti)