S sudah masuk ke dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) Polri sejak lama.
"Karena mengetahui rencana aksi tersebut dan (S) sudah memberikan dana untuk 2 tersangka ke Filipina dari Makasar," kata dia.
Nantinya, Polri beserta polisi Filipina akan mencocokkan DNA terduga pelaku dengan sampel DNA dari keluarga untuk memastikan identitas keduanya.
Dua bom bunuh diri meledak di gereja Katolik di Pulau Jolo, Filipina, Minggu (27/1/2019), saat misa berlangsung.
Ledakan pertama terjadi di dalam gereja di Jolo, sementara bom kedua meledak saat petugas keamanan bergerak ke lokasi ledakan untuk memberi pertolongan terhadap para korban.
Insiden tersebut menewaskan 22 orang dan melukai 100 orang lainnya.
Beberapa hari setelah kejadian, Menteri Dalam Negeri Filipina Eduardo Ano mengatakan, dua pelaku serangan bom bunuh diri di gereja Katolik di Pulau Jolo, Filipina berasal dari Indonesia.
Kepala Kepolisian Provinsi Sulu, yang membawahi Jolo, Pablo Labra mengatakan beberapa saksi mata melihat pelaku adalah seorang perempuan dan lelaki.
Menanggapi pernyataan otoritas Filipina, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Suhardi Alius menegaskan, masih terlalu dini untuk menyebutkan pelaku teror bom di Gereja Katolik Pulau Jolo, Filipina, adalah warga negara Indonesia.