Singkat cerita Halim ditawari oleh sang Laksamana untuk melanjutkan pendidikan militer di Inggris.
Tapi ia mengajukan permintaan untuk pindah jurusan ke angkatan udara, permintaan tersebut dikabulkan.
Abdul Halim terbang ke Gibraltar kemudian ke Inggris setelah dari Inggris lalu lanjut ke Kanada.
Royal Canada Air Force (RCAF) adalah sekolah tempat ia menempuh pendidikan angkatan udara.
Baca Juga: 6 Kali Gagal Diterima, Putri Seorang Petani Ini Akhirnya Resmi Jadi Perwira TNI
Pada saat itu Abdul Halim Perdanakusuma baru berusia 22 tahun dan terpisah jauh dari keluarga bahkan tunangannya tanpa bisa berkomunikasi karena keadaan perang sedang meletus.
Dalam buku Bakti TNI Angkatan Udara 1946-2003, Halim muda saat itu tergabung di Angkatan Udara Inggris, Royal Air Force (RAF).
Di RAF inilah sepak terjang pemuda Madura dibuktikan olehnya.
Tidak kurang dari 42 kali ia ikut misi pengeboman oleh Angkatan Udara Inggris di wilayah NAZI Jerman.
"Setiap kali ia iktu dengan skwadronnya dalam serangan udara atas kota-kota di Jerman dan Perancis, pasti seluruh awak pesawat pulang dengan selamat," tulis M.Sunjata dalam bukunya.
Itu yang melatarbelakangi Angkatan Udara Inggris menjulukinya sebagai 'The Black Mascot'.
Selesai Perang Dunia II di Eropa, Halim dikembalikan kepada satuan awalnya MLD (Marine Luchtvaart Dienst) alias Dinas Penerbangan Angkatan Laut Belanda.