Gegerkan Dunia, Rusia Bawa Senjata Mematikan Untuk Serang Ukraina, Sekali Tembak Mampu Menguapkan Manusia Hingga Hancurkan Paru-paru

Jumat, 04 Maret 2022 | 14:14
(TASS/VALERY SHARIFULIN via THE GUARDIAN)

Gegerkan Dunia, Rusia Bawa Senjata Mematikan Untuk Serang Ukraina, Sekali Tembak Mampu Menguapkan Manusia Hingga Hancurkan Paru-paru

Sosok.ID - Sebuah kabar mengejutkan datang dari perang yang tengah terjadi antara militer Rusia dan Ukraina baru-baru ini.

Bahkan gegara hal tersebut, kelompok HAM dan Dubes Ukraina untuk Amerika Serikat sampai ikut bicara.

Hal itu usai sebuah tudingan kepada Rusia yang disebut menggunakan senjata termobarik atau bom vakum dalam pertempuran di Ukraina.

Disebut-sebut ledakan yang menghancurkan kilang minyak di Okhtyrka, Ukraina, pada Senin (28/2/2022) disebabkan senjata termobarik.

Meski demikian,serangan militer Rusia menggunakan Termobarik tersebut belum dapat diverifikasi secara independen.

Baca Juga: Punya Kesempatan Kabur Dari Negaranya Saat Diserang Rusia, Ratu Kecantikan Ukraina Ini Pilih Ikut Angkat Senjata dan Berperang!

Tak sampai di situ saja, bom klaster yang dilarang dipakai ini disebut telah digunakan dalam pertempuran yang terjadi antara militer Rusia dan Ukraina.

Melansir dari BBC, Lembaga Amnesty International menuduh Rusia menyerang sebuah sekolah di kawasan timur laut Ukraina.

Pemakaiansenjata mematikan, termobarik disebut juga mampu menyedot oksigen dari udara di sekeliling.

Hal itu disebut mekanisme senjata itu untuk menciptakan ledakan bersuhu tinggi.

Diketahui, penggunaan senjata semacam itu telah dikecam secara luas oleh berbagai kelompok HAM.

Baca Juga: Rusia Berhasil Duduki Chernobyl, Ancaman Besar Hantui Dunia, Presiden Ukraina Takut Insiden di Tahun 1986 Kembali Terjadi

Melansir dari Kompas.com yang mengutip dari BBC,Koresponden BBC bidang Keamanan, Frank Gardner menyebut "senjata non-nuklir paling kuat dalam alutsista Rusia.

Bom vakum, atau juga dikenal dengan sebutan senjata termobarik atau bom aerosol, berisi wadah bahan bakar dengan dua pemantik ledakan yang terpisah.

Selain itu, bom ini dapat diluncurkan sebagai roket atau dijatuhkan dari pesawat.

Dan saat mengenai sasaran, pemantik ledakan pertama membuka wadah dan melepas campuran bahan bakar dalam wujud kabut gas.

Kabut gas ini bisa menembus celah-celah gedung atau kubu pertahanan yang tidak tertutup rapat.

Baca Juga: Hanya Ibu Kota Kiev yang Bertahan, Rusia Kuasai Seantero Sudut Ukraina Termasuk Rebut Pembangkit Nuklir Chernobyl

Pemantik ledakan kedua kemudian memicu kabut tersebut sehingga menimbulkan letusan besar, menyedot oksigen dari kawasan sekeliling, dan menciptakan gelombang kejut.

bbc via Kompas
bbc via Kompas

cara kerja Termobarik

Justin Bronk, peneliti dari lembaga kajian Royal United Services Institute mengungkap mengenai bahaya bom tersebut baru-baru ini.

"Peledak normal bobotnya terdiri dari 30 persen bahan bakar dan 70 persen pengoksidasi, sedangkan peledak termobarik semuanya bahan bakar dan menggunakan oksigen dari udara di sekeliling--sehingga jauh lebih kuat untuk ukuran hulu ledak seperti itu," ungkap Bronk.

Panas dan tekanan yang ditimbulkan senjata termobarik sangat besar, sehingga siapapun yang terkena langsung ledakannya akan menguap seketika.

Adapun orang yang berada di daerah sekitar ledakan akan mengalami luka parah di bagian dalam tubuh akibat gelombang kejut.

Baca Juga: Dunia Langsung Ketar-ketir, Vladimir Putin Telepon Xi Jinping din Tengah Invasi Rusia di Ukraina, Ini yang Dibahas!

"Cara membunuh senjata tersebut utamanya dengan menciptakan ledakan kuat secara ekstrem yang merobek organ tubuh dan memecah paru-paru," kata Bronk.

"Gelombang kejut ini makin menjadi di ruang tertutup. Dengan demikian, (senjata ini) sangat mematikan terhadap orang-orang di dalam ruang bawah tanah atau gua. Senjata ini juga menciptakan suhu luar biasa tinggi yang mencapai ribuan derajat sehingga bisa menimbulkan luka bakar yang mengerikan," tambahnya.

Klaim-klaim bahwa senjata ini telah dipakai dalam pertempuran muncul dari pihak Ukraina, namun BBC belum bisa memverifikasinya secara independen.

Oksana Markarova, Dubes Ukraina untuk AS, mengatakan kepada wartawan seusai bertemu para anggota Kongres AS bahwa Rusia "menggunakan bom vakum hari ini".

"Kehancuran yang hendak diciptakan Rusia terhadap Ukraina tergolong besar," tambah Markarova.

Rekaman video yang diambil seorang reporter CNN dekat perbatasan Ukraina memperlihatkan kendaraan peluncur roket tipe TOS-1 sedang dibawa ke dekat Kota Belgorod di Rusia.

Ada pula beberapa video di media sosial yang belum diverifikasi menunjukkan kendaraan seperti TOS-1 ditempatkan di beberapa lokasi dekat perbatasan.

Sejumlah video di Twitter yang belum diverifikasi mengklaim bahwa terjadi ledakan bom vakum.

Senjata ini telah dipakai pasukan Rusia dan negara-negara Barat sejak 1960-an.

AS utamanya menggunakan senjata tersebut untuk menyerang jaringan gua di Afghanistan--tempat yang diperkirakan dipakai sebagai persembunyian Al-Qaeda.

Rusia telah dikecam lembaga Human Rights Watch pada 2000 ketika terdapat laporan bahwa senjata itu dipakai di Chechnya.

Baru-baru ini, Amnesty International melaporkan bahwa baik pemerintah Rusia maupun pemerintah Suriah menggunakan senjata termobarik untuk melawan pemberontak di Suriah.

Jika senjata termobarik dipakai di perkotaan, seperti di kota-kota Ukraina, maka warga sipil yang menjadi korban bakal sangat banyak. (*)

Baca Juga: Kengerian Perang Rusia - Ukraina, Vladimir Putin Sebar Pasukannya Lewat Darat, Laut, dan Udara

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Sumber : Kompas.com, CNN, BBC, Twitter

Baca Lainnya