Indonesia Harus Semakin Hati-hati, China Kini Diam-diam Bangun Pangkalan Militer di Negara Tetangga RI

Minggu, 23 Januari 2022 | 18:28
US Navy

Ilustrasi. Indonesia Harus Semakin Hati-hati, China Kini Diam-diam Bangun Pangkalan Militer di Negara Tetangga RI

Sosok.ID-Salah satu organisasi penelitian Amerika mengungkapkan bahwa menemukan kapal keruk yang beroperasi di Laut China Selatan.

Tepatnya di perairan dekat pelabuhan militer Ream Kamboja pada 21 Januari.

Ternyata tempat tersebut merupakan daerah dimanaChina mendanai pekerjaan konstruksi, dan pelabuhan laut.

Kemungkinan besar tempat tersebut diperlukan untuk penerimaan kapal militer besar.

Berulang kali AS menyatakan "keprihatinan serius" tentang kegiatan konstruksi China dan kehadiran militer di pelabuhan angkatan laut Ream.

Baca Juga: Ulah China Garong Laut China Selatan Sukses Rusak Tatanan Hukum Internasional

"Perkembangan ini mengancam kepentingan Amerika Serikat dan mitra kami, keamanan regional, dan kedaulatan Kamboja," kata juru bicara Departemen Luar Negeri.

Sebuah laporan oleh Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS).

AS mengungkapkan foto-foto yang dirilis bulan ini oleh pemerintah Kamboja dan citra satelit komersial menunjukkan keberadaan kapal pengerukan.

"Pengerukan menciptakan pelabuhan air yang lebih dalam yang mungkin diperlukan untuk kapal militer besar untuk berlabuh,"kata Inisiatif Minh Minh dari CSIS menulis.

"Merupakan bagian dari perjanjian rahasia antara China dan Kamboja yang telah dibicarakan oleh pejabat AS sejak 2019," tambahnya.

Baca Juga: Titik Didih di Laut China Selatan Meninggi, Taiwan Simulasikan Basmi Militer China di Udara

Laporan tersebut mengutip artikel Wall Street Journal 2019 yang mengatakan bahwa kesepakatan itu memberikan akses militer China ke pelabuhan dengan imbalan peningkatan infrastruktur.

Juni lalu, media Kamboja mengutip Menteri Pertahanan Tea Banh yang mengatakan bahwa China akan membantu Kamboja memperluas dan memodernisasi pelabuhan Ream,

Tetapi ini bukan satu-satunya negara yang memiliki akses ke fasilitas tersebut.

AMTI mengatakan bahwa citra satelit komersial yang diambil pada 16 Januari menunjukkan dua kapal keruk dan sebuah tongkang menyekop pasir.

Sementara foto lainnya menunjukkan dua kapal tiba di pelabuhan antara 13 Januari dan 13 Maret. 15/1.

Baca Juga: Jangan Songong Injak-injak Negara Lain, China Dapat Peringatan Petualangan Militernya Bisa Berujung 'Bunuh Diri'

Kapal-kapal ini dapat dilihat dalam foto yang diposting Menteri Tea Banh di Facebook pada 18 Januari ketika ia mengunjungi pelabuhan Ream.

AMTI mengatakan ini "bisa menandai peningkatan yang signifikan dalam kapasitas pelabuhan".

Perairan yang dangkal di sekitar Pelabuhan Ream saat ini membuat fasilitas tersebut hanya mampu menampung kapal patroli kecil.

"Pelabuhan laut dalam akan lebih berguna bagi angkatan laut Kamboja dan China," tulis laporan AMTI.

AMTI mengkonfirmasi konstruksi darat terus berlanjut, dengan meratakan beberapa situs di barat daya pangkalan sejak musim gugur yang lalu.

Baca Juga: Didatangi Menlu AS, Indonesia Diberitahu Kenekatan Militer Tiongkok di Laut China Selatan Termasuk di Wilayah RI: Kesepakatan yang Dibuat Tidak Disetujui

Dengan alasan bahwa pengerukan menunjukkan bahwa pangkalan sedang dalam persiapan untuk peningkatan substansial.

Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan bahwa Washington mendesak Kamboja untuk "benar-benar transparan tentang niat, sifat, dan skala proyek Ream dan peran militer China dalam pembangunannya, meningkatkan kekhawatiran tentang niat penggunaan fasilitas angkatan laut ini.

Tahun lalu, Washington memberikan sanksi kepada dua pejabat Kamboja atas dugaan peran mereka di Ream.

Kemudian memberlakukan embargo senjata dan pembatasan ekspor di Kamboja, menuduh militer China semakin berpengaruh di negara ini dan masalah lainnya.

Kamboja telah berulang kali membantah laporan bahwa pihaknya berencana mengirim pasukan ke China ke Ream.

Seorang juru bicara pemerintah Kamboja baru-baru ini mengatakan bahwa pembangunan China di Ream adalah bagian dari bantuan pembangunannya, dan bahwa China "tidak membangun fasilitas ini untuk melayani pasukannya".

(*)

Baca Juga: Kapok! AS dan UE Kongkalikong Ingin 'Pecundangi' China atas Klaim di Laut China Selatan, Laut China Timur, dan Selat Taiwan

Tag

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Sumber Intisari Online