Sosok.ID - China kini menjelma menjadi salah satu negara dengan kekuatan militer terbesar di dunia.
Bahkan peningkatan skala kekuatan militer China telah disadari oleh sejumlah negara besar lainnya.
Sejalan dengan hal tersebut, kecamuk sengketa wilayah di Laut China Selatan ikut meningkat juga.
Kawasan perairan yang melintasi banyak negara termasuk Indonesia tersebut kini dikabarkan menjadi wilayah yang paling panas.
Baca Juga: Takut? China Ketar-ketir Vietnam Kemakan Rayuan AS untuk Menghancurkannya
Bagaimana tidak, sejumlah negara diketahui bersinggungan langsung dengan Tiongkok di kawasan Laut China Selatan.
Sudah bukan rahasia lagi, Indonesia juga pernah dikabarkan konflik dengan Tiongkok gegara batas wilayah di Laut China Selatan.
Kini sejumlah negara kembali dikabarkan memperketat pertahanan mereka bahkan sampai bekerja sama.
Hal itu tak lain adalah untuk mengantisipasi peningkatan kegiatan militer Tiongkok di kawasan Laut China Selatan.
Baca Juga: Ogah Mundur 1 Inci pun, Kapal Perusak AS Makin Gahar Tantang China atas Konflik Laut China Selatan
2 Negara yang kini secara terang-terangan telah bersiap melawan kenekatan Tiongkok di kawasan tersebut adalah Jepang dan Vietnam.
Keduanya bahkan sepakat meningkatkan kerja sama melalui kesepakatan baru perihal ekspor peralatan dan teknologi pertahanan.
Kesepakatan ini dilakukan di tengah kekhawatiran tentang meningkatnya pengaruh militer China.
Menteri Pertahanan Jepang Nobuo Kishi mengatakan kesepakatan itu, yang ditandatangani pada Sabtu (11/9/2021), meningkatkan kemitraan pertahanan kedua negara “ke tingkat yang baru”.
Jepang dan Vietnam menurutnya juga berencana memperdalam hubungan pertahanan melalui latihan bersama multinasional dan cara lain.
Rincian tentang transfer peralatan khusus, termasuk kapal angkatan laut, akan dibahas dalam pembicaraan berikutnya, kata kementerian pertahanan Jepang dalam sebuah pernyataan melansir Al Jazeera pada Minggu (12/9/2021).
Pertemuan Kishi dengan mitranya dari Vietnam, Phan Van Giang, di Hanoi bertepatan dengan kunjungan dua hari ke ibu kota Vietnam oleh Menteri Luar Negeri China Wang Yi.
Pertemuan Kishi dengan mitranya dari Vietnam, Phan Van Giang, di Hanoi bertepatan dengan kunjungan dua hari ke ibu kota Vietnam oleh Menteri Luar Negeri China Wang Yi.
Dia juga mengatakan China dan Vietnam harus menahan diri dari tindakan sepihak, terkait Laut China Selatan yang dapat memperumit situasi dan memperbesar perbedaan pendapat.
Vietnam memiliki sengketa teritorial dengan China atas kelompok pulau Spratly dan Paracel di Laut Cina Selatan.
Dalam referensi terselubung terhadap tindakan China yang semakin tegas di perairan yang disengketakan, Kementerian Pertahanan Jepang mengatakan Kishi dan Giang sepakat tentang pentingnya menjaga kebebasan navigasi dan penerbangan di kawasan Indo-Pasifik, serta kerja sama di berbagai bidang pertahanan termasuk keamanan siber.
Kishi menyatakan Jepang menentang kuat "setiap upaya sepihak untuk mengubah status quo dengan paksaan atau kegiatan apa pun yang meningkatkan ketegangan".
Para pejabat Jepang mengatakan kapal-kapal China secara rutin melanggar perairan teritorial Jepang di sekitar pulau-pulau itu, terkadang mengancam kapal-kapal penangkap ikan.
(*)