Memang Bukan Kaleng-kaleng, Retas Data Vaksin Pfizer Cuma Perkara Gampang, Inilah 'Prestasi' Hacker Korea Utara yang Sering Curi Uang Jutaan Dollar untuk Danai Pembuatan Senjata Nuklir

Rabu, 17 Februari 2021 | 12:45
Gambar ilustrasi/Pixabay

Bukan hanya retas vaksin Pfizer, hacker Korea Utara juga pernah curi uang jutaan dollar yang diduga digunakan untuk membuat senjata nuklir.

Sosok.ID - Peretas alias hacker Korea Utara (Korut) tampaknya memang bukan kaleng-kaleng.

Pasalnya, hacker Korut memiliki sederet 'perstasi' berkali-kali kedapatan mencuri uang.

Bahkan, baru-baru ini hacker Korut kembali menjadi perbincangan karena diduga mencuri data vaksin Covid-19.

Laporan dari Badan Intelijen Korea Selatan mengatakan bahwa mereka mencoba mencuri data vaksin Pfizer-BioNTech.

Baca Juga: Hati-hati! Hacker Bongkar Tik Tok Terindikasi Digunakan China untuk Operasi Mata-mata, Peretasan Data Mampu Pantau Jangkauan Pasar dan Politik Dunia

BIN Seoul memberitahu parlemen bahwa hacker Korut mencoba mencuri formula pembuatan vaksin Pfizer, kata anggota parlemen Ha Tae-keung kepada para wartawan setelah sidang tertutup, dikutip dari AFP.

Korut dikenal memiliki ribuan personel peretas terlatih yang telah menyerang perusahaan, institusi, dan para peneliti di Korsel serta tempat-tempat lainnya.

Sebelum kasus ini, hacker Korut pekan lalu dilaporkan oleh PBB telah mencuri lebih dari 300 juta dollar AS (Rp 4,18 triliun) dalam bentuk kriptokurensi, untuk mendanai program senjatanya.

Lembaga-lembaga keuangan dan perdagangan diretas untuk meraup dana bagi pengembangan nuklir dan rudal Pyongyang, tulis dokumen PBB yang dikutip AFP.

Baca Juga: Instagramnya Sempat Diretas dan Pulih 2 Jam Kemudian, Nikita Mirzani Tantang Hacker Paling Canggih: Gue Akan Buat Perhitungan!

Disebutkan pula bahwa sebagian besar uang didapat dari dua pencurian akhir tahun lalu.

Kemampuan perang dunia maya Pyongyang mulai menyita atensi dunia pada 2014, setelah dituduh meretas Sony Pictures Entertainment.

Peretasan diduga dilakukan sebagai aksi balas dendam atas film satir The Interview yang mengejek Kim Jong Un.

Ulah hacker membuat beberapa potongan film bocor meski belum tayang, dan banyak dokumen rahasia lainnya yang disebar secara online.

Baca Juga: Hati-hati, Zaman Serba Digital Hacker Suka Meretas, Artis Papan Atas Jadi Korbannya!

Peretas Korut juga dituduh melakukan pencurian besar-besaran senilai 81 juta dollar AS (Rp 1,13 triliun) dari Bank Sentral Banglades, serta mencuri 60 juta dollar AS (Rp 836,5 miliar) dari Bank Internasional Taiwan.

Hacker Korut juga disalahkan atas serangan siber global ransomware WannaCry 2017, yang menyerang sekitar 300.000 komputer di 150 negara.

Ransomware itu mengenkripsi file pengguna dan menuntut tebusan ratusan dollar dari pemiliknya agar bisa mendapatkan datanya lagi.

Pyongyang membantah tuduhan itu, dengan berkata "tidak melakukan apa-apa dalam serangan siber."

Baca Juga: Cuma Lulusan SMA, Pria Asal Sleman Berhasil Bobol Perusahaan AS Hingga Raup Rp 31 M dengan Modus yang Sulit Dipecahkan Polisi Luar Negeri!

Hingga berita ini diunggah BIN Korsel belum berkomentar tentang laporan peretasan data vaksin Pfizer oleh peretas Korea Utara.

Memang selama ini Korea Utara sendiri membuat warga dunia bertanya-tanya di mana mereka mendapatkan uang untuk membuat senjata nuklir.

Banyak beredar cerita bahwa sang Pimpinan Tertinggi Korea Utara Kim Jong Un memaksa warganya kelaparan untuk mendanai proyek tersebut.

(Aditya Jaya Iswara/Kompas.com)

Editor : Dwi Nur Mashitoh

Sumber : Kompas.com

Baca Lainnya