Takut-takuti Warganya, Kim Jong Un Tembak Mati Seorang Penduduk yang Nekat Berkeliaran di Perbatasan Korea Utara-China, Publik Dibuat Merinding Ngeri Saat Dipaksa Saksikan Detik-detik Eksekusinya

Minggu, 06 Desember 2020 | 12:00
worldwatchmonitor

Dua tentara Korea Utara berjaga di perbatasan China-Korut tepatnya di Yalu River.

Sosok.ID - Pandemi Covid-19 masih menjadi momok bagi seluruh warga dunia.

Tak terkecuali negara yang paling tertutup seperti Korea Utara.

Tak seperti negara-negara lainnya yang menerapkan sistem lockdown atau berlomba mencari vaksin, Korea Utara memilih cara yang ekstrem untuk menghentikan penyebaran Covid-19 di wilayahnya.

Ya, Pimpinan Tertinggi Korea Utara Kim Jong Un memilih untukmenembak mati warganya yang nekat melewati perbatasan Korut-China.

Baca Juga: Tak Selevel dengan Negara Lain yang Berlomba-lomba Cari Vaksin Covid-19, Kim Jong Un Perintahkan Pasukan Korea Utara untuk Tembak Mati Siapapun yang Berada di Perbatasan Korut-China Demi Hentikan Penyebaran Virus Corona

Dilansir Sosok.ID dari The Sun, baru-baru ini seorang pria yang berkeliaran di perbatasan Korut-China ditembak mati di hadapan publik.

Menurut laporan, pria itu dieksekusi oleh regu tembak di hadapan warga Korea Utara sebagai upaya untuk menakut-nakuti mereka.

Dikatakan, pria berusia 50 tahun yang tak disebutkan namanya itu nekat melintasi perbatasan ke China untuk urusan bisnis "ilegal".

Dia dibunuh pada 28 November 2020 lalu oleh regu tembak karena melanggar "tindakan karantina darurat", lapor RadioFreeAsia.

Baca Juga: Bersikukuh Klaim Virus Corona Belum Masuk Korea Utara, Kim Jong Un Diduga Sembunyikan Pasien Covid-19 di Kamp Rahasia, Sosok Ini Sebut Korban Sengaja Dibiarkan Mati Kelaparan

Demi memutus rangkaian penyebaran virus corona, Korea Utara diketahui telah menerapkan aturan ketat terhadap warganya.

Salah satunya larangan untuk melewati perbatasan Korut-China.

Sebab, diyakini hal itu bisa membawa virus corona masuk ke Korea Utara.

Untuk menerapkan aturan ini, Korea Utara telah menyiapkan pasukan khusus untuk berjaga-jaga di perbatasan Korut-China.

Baca Juga: Bencana Kelaparan Seolah Sudah di Depan Mata, Kim Jong Un Bakal Beri Hukuman Berat Bagi Warga Korea Utara yang Tak Habiskan Makanannya

Mereka disiagakan untuk menembak siapa pun yang berkeliaran dalam jarak satu kilometer dari perbatasan.

Pada bulan November 2020 lalu, Pyongyang bahkan mengerahkan unit anti-pesawat di beberapa daerah perbatasan untuk mencegah warga sipil menyeberang.

Dua minggu setelah itu, seorang tentara Korea Utara tewas setelah meletakkan ranjau di perbatasan atas perintah Kim Jong Un.

Tubuhnya hancur berkeping-keping di sepanjang perbatasan Korut-China di Provinsi Yanggang.

Baca Juga: Niatnya Pasang Ranjau untuk Cegah Pembelot ke China, Puluhan Tentara Korea Utara Justru Terluka Setelah Ranjau yang Dipasang Tiba-tiba Meledak

Ledakan itu tak hanya menewaskan satu orang, tiga pasukan lainnya juga dikabarkan luka-luka akibat insiden tersebut, lapor Daily NK.

Insiden itu sendiri terungkap setelah orang dalam di Badan Intelijen Nasional di Korea Selatan membongkar fakta di mana Kim Jong Un memasang ranjau untuk mengendalikan penyebaran virus corona.

Sebuah laporan mengejutkan juga mengabarkan bahwa warga Korea Utara yang terinfeksi virus corona dibiarkan mati kelaparan di dalam kamp karantina rahasia.

Kamp karantina rahasia itu sendiri didirikan untuk menyembunyikan kengerian pandemi di Korea Utara dari dunia.

Baca Juga: Dianggap Menentang Rezim Kim Jong Un Gegara Bahas Perekonomian Negara Saat Pesta Makan Malam, Lima Pejabat Korea Utara Ditembak Mati, Semua Keluarganya Juga Dikirim ke Kamp Penjara

Kim Jong Un dilaporkan ketakutan bahwa Covid-19 akan merajalela di wilayahnya yang selama ini tertutup dari dunia.

Sebuah dokumen dari pertemuan Partai Buruh memperingatkan bahwa sebanyak 500.000 jiwa bisa terbunuh bila Covid-19 menyebar di Korea Utara, kata beberapa laporan.

Kim Jong Un sendiri bersikukuh wilayahnya memiliki nol kasus virus corona meskipun negara tetangganya, Korea Selatan memiliki 30.000 kasus dan China melaporkan 90.000 kasus.

Para analis mengatakan, mustahil bila negara berpenduduk 26 juta jiwa itu tidak memiliki kasus virus corona sama sekali.

Baca Juga: Ingin Buktikan Sendiri Soal Kejamnya Hidup di Korea Utara, WNI Ini Beranikan Diri Kunjungi Kampung Halaman Kim Jong Un Meski Khawatir Tak Akan Bisa Pulang: Ternyata Tidak Semenakutkan yang Kita Dengar

(*)

Tag

Editor : Dwi Nur Mashitoh

Sumber The Sun