Sosok.ID - Bagai petir di siang bolong, Korea Utara dikabarkan telah menyiapkan senjata nuklir serta tentara yang siap digunakan untuk berperang.
Dilansir Sosok.ID dari Daily Star, sebuah laporan memperingatkan bahwa rezim Kim Jong Un kemungkinan memiliki 60 hulu ledak nuklir dan 1,2 juta tentara yang siap berperang.
Laporan itu dengan tegas disampaikan Institute for National Strategis Studies, bagian dari National Defense University AS dalam Strategic Assessment 2020.
Rezim Kim Jong Un diyakini memiliki sekitar 15 sampai 60 hulu ledak nuklir serta 650 rudal balistik.
Dengan senjata itu, artinya Korea Utara bisa menyerang kota-kota di Korea Selatan, begitu pula dengan Jepang dan China timur.
Laporan itu memperingatkan bahwa mereka "juga telah menguji rudal balistik antarbenua yang bisa menyerang Amerika Serikat", lapor kantor berita Korea Selatan, Yonhap.
Bersamaan dengan persenjataan nuklir itu, Korea Utara juga dilaporkan mengerahkan sekitar 1,2 juta tentara ke Zona Demiliterisasi "dalam posisi siap menyerang".
Laporan itu mengklaim, Korea Utara telah mendanai rudal balistiknya dengan memperdagangkan teknologi militer dengan Iran.
Pada bulan Juli lalu, penelitian yang dilakukan oleh Departemen Angkatan Darat AS menyatakan bahwa rezim itu memiliki agen kimia terbesar ketiga.
Disebutkan bahwa mereka memiliki bahan kimia seberat 2.500 hingga 5.000 ton dan 20 jenis yang berbeda.
Penulis laporan tersebut mengatakan para ilmuwan Kim Jong Un telah bekerja untuk mempersenjatai antraks atau cacar.
Senjata itu berpotensi dipasang pada rudal yang digunakan untuk melawan Korea Selatan atau AS.
Korea Utara juga diyakini memiliki lebih dari 6.000 peretas yang beroperasi di beberapa negara seperti India, China, dan Rusia.
Laporan itu memperingatkan bahwa mereka dapat "menjangkau komputer yang ditargetkan di mana pun di seluruh penjuru dunia".
Presiden Korea Selatan Moon Jae In dan Presiden Terpilih AS Joe Biden telah sepakat bekerja sama untuk menyelesaikan masalah nuklir Korea Utara.
Biden menggambarkan Korea Selatan sebagai "kunci utama" keamanan di wilayah tersebut dalam perbincangan keduanya pada Kamis (12/11/2020), kata juru bicara Moon Jae In, Kang Min Seok.
Moon meminta Biden untuk "berbincang lebih dekat" soal denuklirisasi Semenanjung Korea.
Biden mengatakan dia akan "bekerja sama dengan erat" dalam upaya untuk menyelesaikan masalah nuklir di Korea Utara, lapor Yonhap.
(*)