Jadi Salah Satu Gubernur Belanda Paling Kejam, Ternyata Daendels Tak Semenyeramkan Itu, Bahkan Takut dengan Orang Pribumi Hingga Beri Julukan Ini Untuk Batavia

Sabtu, 13 Februari 2021 | 06:13
Rijksmuseum

Jadi Salah Satu Gubernur Belanda Paling Kejam, Ternyata Daendels Tak Semenyeramkan Itu, Bahkan Takut dengan Orang Pribumi Hingga Beri Julukan Ini Untuk Batavia

Sosok.ID– Belum lama ini nama salah satu gubernur jenderal jaman Hindia Belanda viral di media sosial.

Sosok tersebut tak lain adalah si tangan besi, Herman Willem Daendels.

Melansir dari kompas.com, di media sosial Twitter, sempat ramai perbincangan soal Gubernur Jenderal Hindia Belanda Herman Willem Daendels.

Keramaian tersebut muncul lantaran unggahan Twitter Teddy Septiansyah melalui akunnya @Teddyslfc.

Baca Juga: Seruan Peningkatan Kesiapan Tempur dari Xi Jinping, ChinaSiaga Perang Lawan Taiwan!

Ia mempertanyakan kebenaran mengenai sejarah pembangunan jalan raya Anyer-Panarukan.

Pertanyaan tersebut ditanggapi oleh @mazzini_gsp. Hingga Senin (8/2/2021) pukul 07.00, lebih dari 51 ribu orang menyukai unggahan tersebut.

Untuk mengenal siapa Jenderal Daendels, simak tulisan Rudy Badil, seperti pernah dimuat di Majalah Intisari edisi Oktober 2008.

Nun 200-an tahun lalu, mendaratlah kapal perang layar besar di Anyer, ujungnya Jawa Barat, setelan mengarungi laut luas sekitar 10-an bulan dari Belanda.

Baca Juga: 100 Persen Beri Restu Raffi Ahmad Nikahi Nagita Slavina, Mama Rieta Sebut Yakini Hal Ini Meski sang Mantu Punya Sejarah Hobi Gonta-ganti Cewek: Mama Ikhlas

Baca Juga:Konon Sepanjang Sejarah Tak Ada Perusahaan yang Mampu Menandingi Kekayaannya, Siapa Sangka VOC Kaya Raya Berkat Keruk Kekayaan Indonesia, dengan Cara Ini

Tanggal 9 Januari 1808, salah satu penumpang kapal itu, Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels - di kemudian hari dijuluki "si tangan besi" - dinobatkan sebagaipenguasa Hindia Timur Belanda.

Ia berstatus utusan khusus Louis Napoleon Bonaparte dari Prancis, yang menjadi "Raja Belanda" di Republik Bataaf atau Belanda.

Daendels dipercaya memberesi negeri kolonial yang selama hampir 200-an tahun dikelola penuh keburukan dan kerakusan oleh Verenigde Oostlndische Compagnie atau VOC (1602 – 1795).

Daendels juga diharapkan sukses menjegal bisnis ekspor armada dagang Inggris, yang kian gencar mengirim hasil bumi dan pangan dari "pulau emas hijau" (baca: Jawa) ke Eropa.

Baca Juga: AS Mencla-mencle, Joe Biden bak Ingin Berkawan padahal Lawan, China: Jika Ingin Makan dengan Kami, Jangan Ludahi Meja Kami!

Sangat diandalkan selama perang Revolusi Prancis, Daendels terkenal sebagai kepala batalion asing yang piawai dalam peperangan antara tahun 1772 - 1779, dan pada 1779 ditunjuk untuk mempertahankan Republik Bataaf yang baru saja jadi bagian dari Prancis.

Daendels yang mendapat penghargaan bintang jasa Rajawali Agung (grand aigle de la legion d'honneur) berangkat menuju Jawa pada 27 Juli 1807 bersama satu divisi tentara, beranggotakan 14.000 personel.

Tugasnya antara lain "membereskan" Ambon, Ternate, Banda, Makassar, Timor, Banjarmasin, Padang, Palembang, dan tentu saja Jawa.

Setiba di Jawa, Daendels langsung membubarkan pemerintahan Dewan Hindia.

Baca Juga: Absen Saat Upacara Pelantikan Presiden, Donald Trump Cetak Sejarah Baru di Amerika, Joe Biden Mengklaim Cuma Ditinggali Sepucuk Surat

la juga prihatin melihat Batavia, dengan kota "lamanya" yang sudah usang yang tidak sehat, sehingga berjuluk het graf des hollanders (kuburan orang Belanda).

Benteng tuanya pun dianggap tak mampu lagi membendung serangan Inggris, sehingga dirobohkan.

Sementara beberapa bangunan baru sebagai pusat administratif cepat ditata dan dibangun, di kawasan Weltevreden (kini sekitaran Lapangan Banteng).

Termasuk gedung dan bangunan tangsi tentara yang masih tegak sampai kini.

Istimewanya, mereka juga membangun rumah sang Gubernur Jenderal, kini Gedung Departemen Keuangan, di Lapangan Banteng.

Baca Juga: Capek-capek Bikin Onar, Trump malah Jadi Presiden Pertama Sepanjang Sejarah AS yang Bakal Dimakzulkan 2 Kali, Semua Ingin Mendepaknya Keluar dari Gedung Putih

Namun Daendels tak sempat tidur-tiduran di rumah supermewah itu sebab keburu diminta balik ke Belanda untuk tugas baru.

Di bangunan hebat tanpa perencanaan dana, bermaterial konstruksi dari benteng dua abad lalu buatan Jan Pieterszoon Coen, itu masih terbaca jelas tulisan di dekat tangga besarnya: "MDCCCIX - Condict DAENDELS - MDCCCXXVIII - Erixit du BUS".

Jangan lupa, Daendels juga begitu tega dan semena-mena "membereskan" pertikaian bersenjata dengan pimpinan Kesultanan Cirebon, menangkap Sultan Banten, menurunkan paksa Sultan Mataram dari Yogyakarta, bahkan mempermalukan Susuhunan Surakarta.

Mungkin, sikap militeristik Daendels inilah (pemerintahannya berakhir pada 1811), yang bikin banyak pembesar Jawa pelan-pelan menerima kedatangan tentara Inggris.

(Intisari-Online)

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Sumber : intisari-online

Baca Lainnya