Rombongan Kapal Perang AS Riwa-riwi di Laut China Selatan Saat Taiwan Diserang Angkatan Udara China, Joe Biden Sungut Emosi Xi Jinping!

Selasa, 26 Januari 2021 | 10:13
public.navy.mil

USS Theodore Roosevelt

Sosok.ID - Laut China Selatan, dikenal sebagai perairan strategis yang dilalui triliunan dolar perdagangan setiap tahunnya.

Perairan ini telah lama menjadi fokus pertikaian antara Beijing dan Washington, dengan China yang sangat marah oleh aktivitas militer AS di sana.

Pada Sabtu (23/1/2021), beberapa hari setelah Joe Biden menjabat, grup kapal induk AS yang dipimpin oleh USS Theodore Roosevelt dan didampingi oleh tiga kapal perang, memasuki jalur tersebut.

Baca Juga: 13 Jet Tempur dengan 8 Pembom H-6K Dikerahkan China Saat Kapal Induk AS Dibawah Perintah Joe Biden untuk Pertama Kali Sambangi Laut China Selatan, Ada Apa?

Baca Juga: China Akhirnya Tak Bisa Berbohong, Dokumen Rahasia Bocor Sebut China Ubah Pulau Sengketa Ini Jadi Pangkalan Militer Utama di Laut China Selatan, 'Sudah Jadi Sejak Tahun 2017!'

Dikutip Sosok.ID dari Reuters, militer AS mengatakan kedatangan kapal induk AS di Laut China Selatan adalah untuk mempromosikan "kebebasan laut".

Bagi negara yang dipimpin oleh Xi Jinping, kedatangan kapal induk AS di Laut China Selatan hanya menambah ketidakstabilan kawasan dan mengancam perdamaian.

"Amerika Serikat sering mengirim pesawat dan kapal ke Laut China Selatan untuk melenturkan ototnya," kata juru bicara kementerian luar negeri China, Zhao Lijian, menanggapi misi AS.

“Ini tidak kondusif untuk perdamaian dan stabilitas di kawasan," lanjutnya.

Baca Juga: Wanita Diduga Agen Mata-mata China Ditemukan Setengah Telanjang di Lemari Baju Pangkalan Militer Inggris Selama 2 Minggu, Tingkatkan Ketakutan Menyelinap ke Laut China Selatan

China telah berulang kali mengeluh tentang kapal Angkatan Laut AS yang mendekati pulau-pulau yang didudukinya di Laut China Selatan, di mana Vietnam, Malaysia, Filipina, Brunei, dan Taiwan memiliki klaim yang tumpang tindih.

Kelompok kapal induk AS, mengutip Reuters, memasuki Laut China Selatan pada saat yang sama ketika Taiwan melaporkan serangan oleh jet angkatan udara China ke bagian barat daya zona identifikasi pertahanan udaranya, yang memicu kekhawatiran dari Washington.

China belum berkomentar tentang apa yang dilakukan angkatan udaranya, dan Zhao merujuk pertanyaan ke kementerian pertahanan.

Dia menegaskan kembali posisi China bahwa Taiwan adalah bagian yang tidak dapat dicabut dari China dan bahwa Amerika Serikat harus mematuhi prinsip "satu China".

Baca Juga: Mulai Garang, China Kerahkan Jet Tempur Terobos Wilayah Udara Taiwan

Presiden Taiwan Tsai Ing-wen mengunjungi pangkalan radar di utara pulau itu pada Senin (25/1/2021), dan memuji kemampuan radar negaranya untuk melacak pasukan China.

"Dari tahun lalu hingga sekarang, stasiun radar kami telah mendeteksi hampir 2.000 pesawat komunis dan lebih dari 400 kapal komunis," kata Tsai Ing-wen.

"Ini memungkinkan kami untuk dengan cepat memantau dan mengusir mereka (China), dan sepenuhnya menjaga laut dan wilayah udara," katanya kepada petugas.

Kementerian pertahanan Taiwan menambahkan bahwa hanya satu pesawat China yang terbang ke zona pertahanannya pada hari Senin, yakni sebuah pesawat anti-kapal selam Y-8.

Baca Juga: Kekuatan Tempur China Melejit Tajam Berkat Operasi Gabungan Pelatihan Silang, PLA Siap Bertandang ke Medan Perang!

Pemerintahan baru AS yang dipimpin oleh Joe Biden mengatakan memiliki komitmen yang "kokoh" untuk Taiwan.

Amerika Serikat, seperti kebanyakan negara, tidak memiliki hubungan diplomatik formal dengan Taiwan.

Tetapi Amerika merupakan pendukung internasional dan pemasok senjata utama ke Taiwan, yang membuat China semakin murka. (*)

Editor : Rifka Amalia

Sumber : Reuters

Baca Lainnya