Lihat Kondisi Bogor Sekarang, Anggota DPR RI Ini Tantang Anies Baswedan Soal Anggaran Rp 1 Triliun, Dedi Mulyadi: Saya Menantang Gubernur Anies...

Kamis, 21 Januari 2021 | 13:42
kolase handout/kompas.com

Lihat Kondisi Bogor Sekarang, Anggota DPR RI Ini Tantang Anies Baswedan Soal Anggaran Rp 1 Triliun, Dedi Mulyadi: Saya Menantang Gubernur Anies...

Sosok.ID - Anggota DPR RI Dedi Mulyadi tantang Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan setelah lihat kondisi banjir yang terjadi di kawasan Bogor.

Tantangan itupun diungkap secara terbuka Dedi untuk reboisasi wilayah Bogor agar tak berdampak banyak bagi Ibu Kota.

Tak tanggung-tanggung, jumlah anggaran yang disebut Dedi untuk menantang Anies melakukan reboisasi sebesar Rp 1 Triliun.

Wakil Ketua Komisi IV DPR Dedi Mulyadi menantang Gubernur DKI Anies Baswedan untuk menganggarkan dana Rp 1 triliun demi reboisasi kawasan hutan di Bogor dan sekitarnya.

Baca Juga: Apa yang Terjadi dengan Pemerintahan Jakarta Saat Pemimpinnya Terinfeksi Virus Corona? Anies Baswedan Beri Jawaban

Reboisasi tersebut penting demi mencegah banjir yang ujung-ujungnya merugikan warga Jakarta.

Dedi menjelaskan, banjir di kawasan Gunung Mas, kawasan Puncak, Kabupaten Bogor, itu karena salah satunya akibat hutan menipis.

Ia menjelaskan, hutan di Gunung Mas itu tinggal 5 persen.

Sementara di undang-undang lama, hutan pada sebuah wilayah minimal 30 persen.

Baca Juga: 'Seribu'Alasan Anies Baswedan dan Anak Buah Biarkan Kerumunan Habib Rizieq, Klaim SudahJalankan Tugas

Lalu di undang-undang baru ia berharap luas hutan sebuah wilayah naik menjadi 40 persen.

Dedi mengatakan, hutan di Bogor sangat berpengaruh terhadap DKI.

Jika hutan di Bogor dan sekitarnya rusak, maka warga Jakarta yang dirugikan.

"Bogor punya Sungai Ciliwung. Jika hutan gundul di hulu, maka air tidak terserap lalu akan meluncur deras melalui Sungai Ciliwung dan Kalimalang hingga akhirnya sampai ke Jakarta dan menyebabkan banjir," kata Dedi kepada Kompas.com via sambungan telepon, Kamis (21/1/2020).

Baca Juga: Tiba-tiba Balai Kota Jakarta Dipenuhi Kerumunan, Anies Diminta Putus Hubungan dengan Habib Rizieq, Ada Apa?

Hutan-hutan di daerah sekitar Bogor seperti Cianjur, Purwakarta, Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupatan Bandung, pun sangat berpengaruh terhadap Jakarta.

"Jika aliran dari Sungai Citarum tak terkendali, yang kena musibah Jakarta. Kalau Jatiluhur jebol, dalam 15 menit Jakarta tenggelam," kata Dedi.

Ia menyebutkan sejumlah sungai di daerah penyangga yang akan berpengaruh terhadap Jakarta. Selain Ciliwung (Bogor, Jakarta), ada Citarum (Bandung, Purwakarta, Karawang, Bekasi), Kalimalang (Bekasi), dan Cibeet (Bogor dan Bekasi).

Semuanya saling berhubungan dan jika meluap bisa berdampak ke Jakarta.

Baca Juga: Sindir Jokowi, Andi Arief Sebut Muka Bangsa di Mata Dunia Selamat Berkat Gubernur DKI Jakarta: Untung Ada Anies Baswedan

Hutan abadi

Dedi mengaku ketika dirinya masih menjabat bupati Purwakarta, pernah bertemu Gubernur DKI sebelumnya, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), mengusulkan proposal agar Pemprov DKI berinvestasi dalam hutan abadi.

Ia menawarkan agar DKI membeli pohon-pohon di sekitar daerah alira sungai (DAS) Citraum dan Cimanuk yang pada akhirnya mengalir ke Jakarta.

Bahkan staf Ahok waktu itu pernah datang ke Purwakarta untuk riset.

Namun sejak kunjungan riset dan hingga kini belum ada tindak lanjut.

Baca Juga: Lagi, Ahok Berselisih dengan Anies Baswedan Gegara Lihat Kejanggalan Reklamasi Ancol dan Dufan, BTP: Kalau Berbeda dengan Perda Berarti Melanggar

Kini, Dedi menawarkan kembali ke Gubernur DKI Anies Baswedan untuk membuat anggaran 2021 minimal Rp 1 triliun untuk reboisasi hutan negara di daerah-daerah penyangga Jakarta, terutama di kawasan sepanjang daerah aliran sungai.

Jika pohon-pohon di DAS itu milik masyarakat, maka Pemprov DKI bisa membelinya untuk dijadikan pohon abadi.

"Jadi Pemprov DKI itu nanti jadi ibu kota. Karena ibu, dia sayang pada anak-anak kotanya. Toh misalnya, kalaupun Rp 1 triliun atau Rp 2 triliun dikeluarkan untuk reboisasi hutan dan itu dikerjakan oleh DKI, karena uang di Jakarta pun uang dari daerah," kata Dedi.

Dedi mencontohkan, perusahaan membayar pajak pertambahan nilai (PPN) berdasarkan NPWP dan rata-rata kantor mereka berada di Jakarta.

Baca Juga: Anies Baswedan Sindir Jokowi Soal Vaksin Covid-19: di Amerika Baru Siap Kuartal Ketiga 2021, Indonesia Lain Cerita

Artinya, pajak itu mengalir ke Jakarta meski pabriknya berada di daerah lain seperti Purwakarta, Bekasi dan sekitarnya.

"Jadi Jakarta itu mendapat bagi hasil yang keringatnya atau rasa susah dan pencemarannya terjadi di daerah," kata Dedi.

"Saya menantang Gubernur Anies mengeluarkan dana Rp 1 triliun untuk penghijauan kawasan hutan di Bogor dan daerah sekitarnya. Misalnya, DAS Citarum banyak pohon milik rakyat di atas tanah negara. Ketika gede ya ditebang. Sayang kalau ditebang, bagaimana kalau dibeli Pemprov DKI untuk pohon abadi," katanya.

Baca Juga: Permintaan Hotman Paris Langsung Dikabulkan Anies Baswedan via WhatsApp, Netizen Kagum: Tiap Kata dari Mulut Gus Hotman adalah Sakti!

Sementara warga yang biasa menebang pohon milik mereka karena membutuhkan uang, bisa beralih profesi menjadi peternak sapi.

Lalu bekerja sama dengan badan usaha milik daerah (BUMD) DKI untuk membeli sapi dari mereka untuk memenuhi kebutuhan daging.

(*)/(Kompas.com)

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Sumber : Kompas.com

Baca Lainnya