Kerap Beri Makan Gelandangan, Seorang Pedagang Ternyata Jual Daging Manusia, Terkuak Identitasnya Mengerikan!

Jumat, 15 Januari 2021 | 12:30
Tribun Travel - Tribunnews.com

Foto: daging sapi

Sosok.ID - Pepatah "jangan menilai buku dari sampulnya" agaknya sangatlah penting untuk diperhatikan dalam kehidupan sehari-hari.

Alkisah seorang pria dikenal baik bernama Karl Denke tinggal di Kota Ziebice, Polandia.

Karl Denke atau yang kadang disebut Papa Denke, lahir dari keluarga terhormat, bersikap baik hati, dan kerap menolong gelandangan.

Tidak satu pun warga di kampungnya yang menyangka, bahwa Karl Denke adalah salah satu pembunuh berantai dan kanibal terburuk dalam sejarah manusia modern.

Ia menjual daging manusia sebagai olahan acar, kulit manusia sebagai ikat pinggang, dan produk lainnya.

Baca Juga: Masih Bau Kencur Sudah Lihai Habisi Nyawa Manusia, Inilah Sosok Pembunuh Berantai Termuda di Dunia, Baru 7 Tahun Sudah Nekat Bunuh Orang dengan Cara yang Sadis

Dilansir Sosok.ID dari AllThats Interesting, Jumat (15/1/2021), Denke dikenal sebagai pria yang gemar memainkan musik di gereja.

Ia bahkan selalu menawarkan bantuan kepada gelandangan untuk tinggal di rumahnya, dan memberi mereka makanan agar tak kelaparan.

Dari orang baik menjadi pembunuh berdarah dingin

Karl Denke yang lahir pada tahun 1870 ini berasal dari keluarga petani yang dihormati dan kaya, yang tinggal di dekat perbatasan Polandia dan Jerman.

Baca Juga: Mutilasi 20 Wanita dan Beri Makan Anjing Peliharaannya Hati Para Korban, Pasutri Dipenjara 624 Tahun, Pengakuannya Sungguh Mengejutkan

Suatu hari Denke mendapat masalah di sekolah. Nilainya bukan yang terbaik, jadi dia lari dari rumah pada usia 12 tahun untuk menjadi tukang kebun.

Ketika usia Denke 25 tahun, ayahnya meninggal dunia. Denke menggunakan warisannya untuk membeli pertanian kecil dan mengolahnya.

Sayangnya pekerjaan itu gagal, ia kemudian menjual asetnya untuk membeli rumah dua lantai di Ziebice sambil menyewa sebuah toko kecil di sebelahnya.

Sejak saat itu, hidup Denke menjadi salah. Ia menjual bretel kulit, ikat pinggang, dan tali sepatu kepada beberapa dari 8.000 penduduk di kotanya.

Dia juga menjual toples acar daging babi tanpa tulang untuk dimakan orang.

Baca Juga: Kisah Sandy Fawkes, Jurnalis Cantik yang Tak Sadar Telah Kencani Seorang Pembunuh Berantai yang Mengincar Nyawanya

Orang-orang melihat hidupnya sangat normal, dan Denke sangat dermawan.

Ia kerap menjadi sukarelawan di gereja lokalnya. Dia memainkan organ secara teratur. Dia juga membawa salib untuk pemakaman setempat.

Pemakaman ini pada akhirnya menghubungkan Denke dengan para migran dan gelandangan di kota. Di upacara-upacara pemakaman, ketika melihat para gelandangan, ia menawarkan mereka tempat tinggal.

Tetapi sebanyak 40 migran tidak pernah terlihat keluar dari rumahnya.

Lalu ketika Jerman mengalami inflasi setelah Perang Dunia I, kehidupan di Eropa Timur menjadi sangat sulit.

Baca Juga: Nyali KencangMain Mata dengan Suami Orang, Wanita Ini Berakhir di Wajan Jadi Makan Malam, Sisa Tubuhnya Disimpan di Kulkas Bak Bahan Makanan

Denke harus menjual rumahnya, yang diubah oleh investor menjadi kompleks apartemen, dan kemudian dia menyewa dua kamar di sebelah tokonya mulai tahun 1921 ketika depresi ekonomi melanda Jerman.

Denke mulai menerima migran tunawisma pada tahun yang sama, dan orang-orang di sekitar terlalu miskin untuk peduli dengan apa yang terjadi pada orang lain.

Aksi keji Denke terjadi. Para tunawisma yang masuk ke rumahnya dibunuh. Tubuh mereka diolah oleh Denke, diperlakukan seperti hewan ternak.

Denke menyulap para korbannya menjadi ikat pinggang kulit, tali sepatu, dan bretel yang ke semuanya dikira pembeli berasal dari sapi.

Baca Juga: Hobi Makan Mahkluk Sesama, Pasutri Kanibal Ini Hidangkan Kepala Manusia Berhias Jeruk Saat Makan Malam, Terungap Isi Kulkasnya yang Mengerikan

Tidak ada yang curiga

All Thats Interesting.

Karl Denke tewas bunuh diri.

Warga sekitar merasa tidak memiliki alasan untuk mencurigai kekejian Denke.

Pertama, lelaki tua itu tampaknya adalah pria baik hati yang berusaha sebaik mungkin meski kondisi negara sedang suram. Ia bahkan sempat menghadiri gereja.

Kedua, dampak Perang Dunia I membuat Jerman terguncang. Daerah di Polandia tempat tinggal Denke berada di bawah kendali Jerman dalam Perang Dunia I dan hiper-inflasi yang tidak terkendali membuat nilai Jerman hampir tidak berharga.

Depresi ekonomi menyebabkan lebih banyak masa-masa sulit. Denke tidak mampu membeli apa pun dengan uang tunai, jadi dia beralih ke persediaan barang yang gratis pada saat itu.

Baca Juga: Ogah Kehilangan Bagian Tubuhnya karena Kecelakaan, Pria Ini Nekat Rebus dan Makan Jarinya yang Terputus,Ngaku Penasaran dengan Rasa Daging Manusia

Alasan itu cukup untuk melihat Denke adalah pribadi yang bekerja keras, dan tidak tampak seperti pembunuh.

Ketiga, tidak satu pun warga yang curiga dengan acar toples daging babi tanpa tulang yang dijual Denke.

Mereka terlalu kelaparan untuk menaruh curiga pada barang-barang yang mereka beli. Kegagalan pertanian menyebabkan kekurangan makanan dalam jumlah besar.

Tidak ada yang mencurigai Denke melakukan kesalahan apa pun hingga 21 Desember 1924. Saat itulah seorang pria bernama Vincenz Olivier lolos dari Denke dan berteriak minta tolong.

Tetangga lantai atas Denke datang membantunya. Setelah seorang dokter merawat luka Olivier, korban bercerita bahwa ia diserang Denke menggunakan kapak.

Baca Juga: Awas Mual! Nyaris Jadi Kanibal, Pemuda Ini Hampir Makan Jari Manusia yang Tak Sengaja Tercampur dalam Roti Isi Daging yang Dibelinya

Ketika polisi mengintrograsi, pria 54 tahun yang diluar tampak lembut itu mengatakan bahwa Olivier menyerangnya lebih dulu, dan dia menggunakan kapak untuk membela diri.

Lalu ketika ia dipenjara, pada pukul 11.30 malam, Karl Denke bunuh diri di dalam selnya.

Karena bingung, pihak berwenang memberi tahu kerabat terdekat Denke dan menggeledah apartemennya di malam natal.

Penyelidik menemukan bau cuka yang sangat menyengat. Yang mengejutkan adalah, setumpuk tulang ditemukan di kamar tidur Denke, yang diidentifikasi sebagai tulang manusia.

inyourpocket.com

Tulang-tulang manusia ditemukan di rumah Karl Denke.

Di dalam lemari, mereka juga menemukan pakaian bernoda darah. Penemuan itu menegaskan alasan mengapa Denke bunuh diri, dan dinyatakan meninggal dunia di tahun 1924. (*)

Editor : Rifka Amalia

Sumber : All Thats Interesting

Baca Lainnya