Trump Sebenarnya Sadar Penuh Sudah Kalah Tapi Gengsi, Bakal Nyalon Presiden Lagi di Pilpres 2024

Rabu, 11 November 2020 | 19:13
whitehouse.gov

Donald Trump.

Sosok.ID - Pemilu 2020 mungkin menjadi kenangan tak menyenangkan bagi Donald Trump.

Joe Biden yang ia sebut sebagai kandidat terburuk sepanjang Pilpres Amerika Serikat (AS), memenangi pemilihan.

Biden melenggang ke Gedung Putih dengan mengantongi 290 suara elektoral.

Trump hanya mendapatkan 214 suara elektoral.

Usai kemenangan Biden diumumkan, Trump sampai detik ini tidak bersedia mengakui kekalahan.

Baca Juga: Tidak Ada yang Berubah, China Tetap Jadi Musuh Utama AS Dibawah Pemerintahan Biden,Bisa Makin Terseok-seok

Meskipun begitu, Presiden Amerika Serikat Donald Trump dilaporkan mulai mempersiapkan rencana untuk kembali mencalonkan diri pada pemilihan presiden (pilpres) 2024.

Dua sumber yang dekat dengan Gedung Putih memberikan informasi eksklusif ini kepada Axios, Senin (9/11/2020) siang waktu setempat.

Presiden berusia 74 tahun ini disebut memberitahu para penasihatnya bahwa dia akan kembali maju ke gelanggang pertempuran capres empat tahun mendatang.

Tentunya berita ini merupakan sinyal jelas bahwa Trump tahu benar dia telah kalah di tangan Biden.

Baca Juga: Padahal Presiden yang Sekarang Musuh Besarnya, Tapi China Ogah Beri Ucapan Selamat kepada Joe Biden, Lebih Suka Donald Trump?

Namun, sejauh ini dia memilih menempuh jalur hukum untuk menggugat keabsahan hasil pilpres yang menurutnya penuh kecurangan.

Konstitusi AS mengizinkan mantan presiden untuk kembali mencapreskan diri jika belum menjabat dua periode berturut-turut.

Ikuti jejak Grover Cleveland?

Rencana Trump bukan tanpa preseden. Sejarah mencatat, Grover Cleveland menjadi satu-satunya presiden yang menjabat dua periode tidak berturut-turut.

Cleveland pertama sekali terpilih menjadi presiden pada pilpres 1884.

Baca Juga: Ogah Tinggalkan Gedung Putih, Donald Trump Terancam Diusir Paksa Oleh Militer AS Bila Nekat Ingin Jadi Presiden Meski Telah Kalah Pemilu

Dia gagal memenangi periode kedua pada pilpres 1888, tetapi kembali maju dan terpilih pada pilpres 1892.

Trump memiliki modal politik yang besar. Taipan real estat ini kembali tampil jauh lebih baik dari prediksi lembaga survei di mana dia diprediksi akan kalah telak.

Suara nasionalnya melejit dari 62,9 juta menjadi 71,6 juta pada pilpres 2020. Perolehan ini adalah nomor dua terbesar dalam sejarah setelah Biden.

Angka ini juga lebih besar dari yang diraih mantan Presiden Barack Obama yang terpilih dua kali pada pilpres 2008 dan 2012.

Baca Juga: Keok 'Dihajar' Kemenangan Joe Biden di Pilpres AS,Trump Diisukan Ogah Angkat Kaki dari Gedung Putih, sang MantuTurun Tangan Bujuk Mertua Terima Nasib

Pencapaian suara Trump sangat fenomenal mengingat kontroversi dan kekacauan yang terjadi selama hampir empat tahun dia memerintah.

Tidak ketinggalan dia juga sempat dimakzulkan House of Representatives (DPR AS), terjerat sejumlah skandal, dan gagal mengendalikan penyebaran pandemi Covid-19 yang telah menewaskan 244.000 warga AS.

Dukungan kepada suami Melania Trump ini tidak goyah di kalangan pendukung setianya di kota kecil daerah pedesaan, khususnya pemilih pria berkerah biru tanpa pendidikan universitas.

Baca Juga: Pemeluk Islam di AS Berterima Kasih, Joe Biden Akhiri Larangan Muslim Inkonstitusional Trump di Hari Pertama Masa Kepresidenan

Bergesernya sedikit dukungan pemilih Hispanik dan Afro-Amerika kepada Trump juga dapat meyakinkan bahwa dia telah berhasil memenangi hati dua blok pemilih yang selalu loyal memilih Demokrat ini.

Trump juga mengendalikan aparatus politik Partai Republik, di mana dia telah menempatkan loyalisnya untuk mengisi posisi kunci partai.

Hampir dipastikan akan sulit untuk menghalanginya kembali memenangi nominasi Partai Republik jika memang dia ingin kembali menghuni Gedung Putih.

Baca Juga: Ketergantungan Uluran Tangan Pemerintahan Trump, Taiwan Gemetar Takut Kehilangan Dukungan AS Usai Biden Tepilih

Tantangan kembali maju

Namun, tentunya rencana Trump bukan tanpa tantangan. Usianya yang akan mencapai 78 tahun pada pilpres mendatang dapat menjadi penghalang.

Tetapi pendukung Trump mengingatkan bahwa Joe Biden sendiri akan berusia 78 tahun ketika dilantik pada 20 Januari 2021.

Kendala lain adalah akan banyak darah baru politisi Republik yang juga mengincar kursi presiden.

Nama-nama yang telah digadang-gadang adalah Wakil Presiden Mike Pence, mantan Duta Besar AS untuk Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) Nikki Haley, trio politisi Florida, Gubernur Ron DeSantis, Senator Marco Rubio, dan Rick Scott.

Baca Juga: Sudah Jatuh Ketiban Tangga, Harga Dirinya Bonyok Diinjak Usai Kalah dari Joe Biden, Kini Donald Trump Terima Nasib Diceraikan Melania?

Nama lain yang juga berminat maju adalah Menteri Luar Negeri Mike Pompeo, Senator Texas Ted Cruz, Senator Arkansas Tom Cotton, Senator Missouri Josh Hawley, dan Gubernur Maryland Larry Hogan.

Apakah politisi-politisi ini bersedia melapangkan jalan bagi Trump? Pertanyaan ini masih terlalu dini untuk dijawab.

Sejarah juga mencatat tidak mudah bagi mantan presiden untuk kembali mendapat tiket capres.

Mantan Presiden Martin Van Buren, Ulysses S Grant, dan Theodore Roosevelt gagal merebut kembali nominasi capres walau mereka masih populer di mata partai dan pemilih.

Baca Juga: Trump Dikabarkan Menolak Keluar dari Gedung Putih, Analis Sebut 11 Pekan Terakhir Masa Jabatan sang Presiden Bakal Jadi Periode Paling Berbahaya dalam Sejarah AS

Khusus untuk Grant dan Roosevelt, presiden ke-18 dan ke-26 AS ini telah menjabat dua periode dan ketika itu mengincar periode ketiga karena masih diizinkan konstitusi.

Jika Trump akhirnya memilih pensiun dari politik praktis, putranya Donald Trump Jr dan Ivanka Trump menjadi dua calon terkuat untuk melanjutkan dinasti Trump di panggung politik nasional AS.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Donald Trump Berencana Maju Lagi pada Pilpres AS 2024

(Ericssen)

Editor : Rifka Amalia

Sumber : Kompas.com

Baca Lainnya