Sosok.ID - Drama politik pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS) dimenangkan oleh kandidat Partai Demokrat, Joe Biden dengan 290 suara elektoral.
Lawannya dari Partai Republik, Donald Trump kehilangan kemenangan dengan 214 suara elektoral.
Trump tak dapat mempertahankan tahtanya, namun masih mengklaim bahwa dirinya adalah pemenang dengan banyak suara.
Joe Biden sekarang adalah presiden terpilih, yang artinya Kamala D. Harris menjadi wanita pertama dengan derajat tertinggi dalam eksistensi negara selama 244 tahun.
Harris, seorang pengacara sekaligus politikus AS yang menjabat sebagai Senator untuk California sejak tahun 2017 kini menjadi Wakil Presiden terpilih.
Harris juga merupakan wanita kulit hitam pertama yang menduduki jabatan tersebut.
Dalam pidato kemenangan pada Sabtu (7/11/2020) malam, Biden menyampaikan pidato pertamanya sebagai presiden AS terpilih.
Dikutip dari Washington Post, Minggu (8/11), Biden mengatkan, ini adalah "waktu untuk sembuh bagi Amerika".
"Saya berjanji untuk menjadi presiden yang berusaha untuk tidak memecah belah tetapi bersatu, yang tidak melihat negara bagian merah dan negara bagian biru, (saya) hanya melihat Amerika Serikat," ungkapnya.
Biden berhasil mengakhiri pemerintahan Trump yang kontroversial dan penuh gejolak.
Harris memuji Biden sebagai "penyembuh, pemersatu, tangan yang teruji dan mantap".
“Meskipun saya mungkin wanita pertama di kantor ini, saya tidak akan menjadi yang terakhir, karena setiap gadis kecil yang menonton malam ini melihat bahwa ini adalah negara penuh kemungkinan," kata Harris.
Pendukung Biden berkumpul untuk merayakan kemenangannya di kota-kota di seluruh negeri.
Sementara di ibu kota negara bagian dari Phoenix hingga Austin, pendukung Trump berkumpul melayangkan protes atas penghitungan suara, yang sudah direncanakan sebelum kemenangan Biden diumumkan.
Trump dan timnya telah berjanji untuk memperjuangkan hasil perhitungan suara di pengadilan.
Presiden AS ke-45 tersebut tanpa bukti dan dasar mempertanyakan integritas suara yang diberikan secara legal.
Trump mengklaim ialah pemenangnya, jika Biden menang, maka itu adalah hasil kecurangan, katanya beberapa waktu sebelum Biden dinyatakan sebagai presiden terpilih.
Saat berbicara kepada pendukung di Wilmington, Del., untuk pertama kalinya sebagai presiden terpilih, Biden menyebut nama Trump satu kali selama pidatonya.
Ia menggunakan momen tersebut untuk menawarkan pendukung lawannya agar saling memberikan kesempatan.
“Semua dari Anda yang memilih Presiden Trump, saya memahami kekecewaan malam ini. Saya sendiri telah kehilangan (kemenangan) beberapa kali," katanya, mengacu pada pencalonannya sebelumnya.
“Tapi sekarang, mari saling memberi kesempatan,” katanya.
Biden telah berusaha untuk menjadi penopang pesan di mana Trump berusaha memecah belah bangsa.
Biden mengatakan kepada audiens pada hari Sabtu (7/11/2020) bahwa pemerintahannya tidak akan terasingkan bagi mereka yang memiliki keyakinan politik berbeda.
“Saatnya menyingkirkan retorika kasar,” katanya.
“Turunkan suhu, bertemu lagi, saling mendengarkan lagi, dan membuat kemajuan," tegas Biden memberi harapan.
Mantan Wakil Presiden Barack Obama tersebut telah berulang kali mengatakan di jalur kampanye bahwa dia mencalonkan diri sebagai kandidat Demokrat tetapi akan menjadi "presiden Amerika."
Dia menggemakan sentimen itu lagi, berbicara tentang pendukung Trump untuk berhenti saling memusuhi.
“Kita harus berhenti memperlakukan lawan kita sebagai musuh kita. Mereka bukanlah musuh kita. Mereka semua orang Amerika," tandas Biden. (*)