Bak Lempar Batu Sembunyi Tangan, Azerbaijan Tak Punya Riwayat Pembelian Drone Tempur, Turki Ogah Dituduh Beri Bantuan Alat Perang, Kanada Sampai Ngamuk!

Sabtu, 10 Oktober 2020 | 19:05
SCMP

(ilustrasi) Bak Lempar Batu Sembunyi Tangan, Azerbaijan Tak Punya Riwayat Pembelian Drone Tempur, Turki Ogah Dituduh Beri Bantuan Alat Perang, Kanada Sampai Ngamuk!

Sosok.ID - Sebuah video penyerangan terhadap kubu Armenia di wilayah Nagomo-Karabakh baru saja terjadi.

Bahkan serangan tersebut terjadi menjelang inisiasi gencatan senjata.

Lebih hebohnya lagi, serangan yang dilakukan oleh Azerbaijan di pos-pos pertahanan lawannya tersebut menggunakan alutsista canggih.

Yakni sebuah pesawat tanpa awak yang dikirimkan oleh tentara Azerbaijan untuk menggempur pertahanan Armenia terjadi belum lama ini.

Baca Juga: Hanya Masalah Waktu, Perang Armenia-Azerbaijan Akan Melibatkan Turki, Prancis dan Rusia

Serangan drone tempur dari kubu Azerbaijan tersebut menandai babak baru dalam konflik yang sudah berlangsung sejak 30 tahun terakhir.

Mengutip dari BBC, Jumat (9/10/2020), video yang beredar tersebut menguatkan dugaan Azerbaijan gunakan pesawat nir awak buatan Turki.

Apa yang terjadi terhadap perang yang telah dikecam oleh banyak negara itupun membuat publik dunia terkejut.

Kementerian Pertahanan Azeri mendistribusikan foto-foto yang direkam oleh drone pengintai, yang mengunci lokasi target serangan.

Baca Juga: China Enyah Dulu, Turki Produksi Drone Bersenjata yang Mampu Guncang Keseimbangan Militer Timur Tengah, Indonesia Jadi Pasarnya

(KEMENTERIAN PERTAHANAN AZERBAIJAN)
(KEMENTERIAN PERTAHANAN AZERBAIJAN)

Cuplikan video yang dirilis Kementerian Pertahanan Azerbaijan pada Sabtu (3/10/2020) menunjukkan militer Azerbaijan menembakkan sejumlah roket dalam peperangan melawan separatis di wilayah Nagorno-Karabakh.

Tak hanya itu saja, video tersebut ternyata berasal dari drone bernama kamikaze.

Pesawat tak berawak itu disebut melontarkan amunisi yang menghancurkan target dengan cara terbang ke arah sasaran dan meledakkannya.

Perang yang berkecamuk di salah satu bagian benua Eropa tersebut kini jadi perhatian publik dunia.

Ditambah lagi belum lama ini kedua negara membeli persenjataan cukup lengkap yang disinyalir akan digunakan untuk bertempur di wilayah yang sedang sengketan.

Baca Juga: Tuding Turki Sebagai Dalang di Balik Pertempuran Sengitnya dengan Azerbaijan, PM Armenia Sebut Ankara Sudah Kerahkan Tentara Bayaran ke Kawasan Konflik

Apalagi Azerbaijan diketahui membeli alutsista lebih banyak dari yang dilakukan oleh Armenia.

Hal itupun mengundang pertanyaan besar adanya negara ketiga penyokong perang tersebut bisa meluas.

Sistem senjata yang sedang banyak dibicarakan dalam konflk antara Armenia dan Azerbaijan adalah pesawat tanpa awak Bayraktar TB2 buatan Turki.

Bayraktar yang bertempat di Turki muncul menjadi sebuah kecurigaan bagi publik dunia.

Baca Juga: Gembar-gembor Turki Bantu Azerbaijan Hancurkan Armenia, Erdogan Bakal Kicep Gegara Vladimir Putin Siapkan Pasukan Rusia Demi Pastikan Armenia Aman

Perusahaan tersebut memang diketahui beberapa tahun lalu tengah mengerjakan jet tempur mengerikan.

TB2 sendiri adalah bintang dalam pasar pesawat tanpa awak.

Turki menggunakannya di Suriah selama operasi pada Februari silam dan di Libya ketika melawan pasukan pemberontak Khalif Haftar.

Turki juga menjual TB2 ke Ukraina, pada 6 Oktober lalu, kantor berita Turki Anadolu melaporkan bahwa Serbia juga tertarik membelinya.

Baca Juga: Bukan Hanya Pertikaian 2 Negara, Pertempuran Armenia-Azerbaijan Ternyata Jadi Perang Dunia III, Tak Hanya Turki Tapi Beberapa Negara Lain Ikut Berperang, Ini Buktinya!

Meski demikian, hingga saat ini belum ada konfirmasi resmi dari pihak Azerbaijan atas penangkapan dugaan penggungaan jet tempur buatan Turki tersebut.

Presiden Ilham Aliev, mengumumkan pada 5 Oktober bahwa Azerbaijan memiliki beberapa drone Turki.

Namun, dokumen yang membuktikan pembelian dan tanda terima belum dipublikasikan.

Andrei Frolov, pemimpin redaksi jurnal Rusia Arms Exports, yakin Azerbaijan mungkin menyimpan pesawat nirawak itu diam-diam, atau mungkin telah menerimanya sebelum konflik terbaru berkecamuk.

Baca Juga: Turki Diambang Sanksi Berat, Kenekatan Erdogan Dukung dan Fasilitasi Perang Antara Azerbaijan Lawan Armenia Dikecam Uni Eropa

Pada Senin, Kanada mengumumkan akan menghentikan ekspor teknologi ke Turki dalam kaitan dengan produksi drone karena kecurigaan bahwa teknologi-teknologi itu digunakan di Nagorno-Karabakh.

LSM Kanada Project Plowshares mengatakan bahwa gambar serangan drone dari Nagorno-Karabakh menunjukkan bahwa pesawat yang merekamnya menggunakan peralatan yang diproduksi oleh produsen divisi Kanada dari L3Harris Technologies Inc, kontraktor teknologi dan pertahanan multinasional.

Dalam satu video yang dirilis oleh Armenia, sebuah rudal anti-pesawat menghantam pesawat dan siluetnya terlihat sangat mirip dengan pesawat An-2 di era Soviet.

Laporan media menunjukkan ini bisa menjadi pesawat tak berawak yang dirancang untuk mengundang pertahanan udara lawan agar mengungkapkan diri.

Baca Juga: Armenia Punya Bukti Jika Militer Turki Turut Campur Membantu Azerbaijan dalam Perang

Peneliti militer di King's College Lodon, Rob Lee, mengatakan kepada BBC Rusia bahwa perbedaaan utama antara intensifikasi perang saat ini di Nagorno-Karabakh dengan konflik sebelumnya adalah penggunaan drone yang mampu menjatuhkan bom.

Selain itu, tuduhan terhadap Turki yang jadi negara ketiga penyokong dan pendorong terjadinya perang antar negara tetangga tersebut.

Namun pejabat Armenia mengungkapkan bahwa penggunaan sistem tempur pesawat tanpa awak tersebut tka mempengaruhi Armenia.

Seperti yang disorot oleh ahli militer Rusia, Viktor Murakhovsky, sistem pertahanan udara di Nagorno-Karabakh kurang kuat dibandingkan yang dimiliki Armenia.

Baca Juga: Turki Dijatuhi Sanksi Uni Eropa Atas Provokasi Perang Terhadap Yunani

"Namun, jauh dari semua sistem pertahanan udara Karabakh telah dihancurkan seperti yang diketahui oleh pihak (Azerbaijan) lainnya. Kami tidak melihat pesawat yang dipiloti di udara di atas medan perang. Azerbaijan belum mengerahkan pesawat tempur atau helikopter tempurnya," ujarnya.

Kini memang Karabakh menjadi lokasi terbaru pertempuran dua negara setelah isu mengenai perang di Laut China Selatan. (*)

Tag

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Sumber BBC